Kategori
Kepulauan Sula

Perdana Beroperasi Di Sula, KM. Fajar Mulia II Malah Dibuli Para Netizen Di Medsos

SULA – KM. Fajar Mulia II yang baru pertama beroperasi di Kepulauan Sula pada Jum’at (11/08/2023) dengan rute Ternate – Sanana – Dofa – Falabishaya malah di buli beberapa Netizen di Medsos, Minggu (14/08/2023).

Salah satu penumpang KM. Fajar Mulia II menulis pada Akun Facebook (FB) pribadinya bernama R Mhymy “Kapal ini saingan dg sabuk. Pertama dg terakhir nae kapal ini,” katanya, ditambah memposting gambar KM. Fajar Mulia II.

Postingan Akun Facebook (FB) R Mhymy langsung di tanggapi Akun milik Radia Rara Embisa.

“Kaka R Mhymy, wuiiiii Dofa ternate saja kong bikin model itu kha kapal bae2 dia maraya,” kata Akun Radia R Embisa pada kolom komentar ditambah beberapa emozi tertawa.

Akun FB R Mhymy langsung meresponnya.

“Radia Rara Embisa, Kapal bkg smpe tong sakit langsung. Cah, kapal model apa ini,” katanya.

Postingannya pun di tanggapi Akun FB nama Lusi Seom Gum Tan.”Hahaha kasi viral sdh,” tulis Akun FB Lusi Geom Tan pada dinding komentar diikuti beberapa emozi tertawa.

Tak menunggu lama Akun R Mhymy pun membalasnya.

“Lusi Seom Gum Tan, Pokoknya stop. Rasa² kalo tra memuaskan tu brenti pelayaran,” balasnya pada dibawah komentar Akun FB Lusi Geom Tan.

Tak hanya sampai di situ, Akun FB Bernama S Marsaoly berkomentar di postingan Akun R Mhymy.

“Sio, Laju kuat to,” tulis Akun FB Bernama S Marsaoly disertai 4 emozi tertawa.

R Mhymy langsung merespon komentar Akun S Marsaoly.

“S Marsaoly, laju smpe jet me kalah,” ujarnya kepada Akun FB Bernama S Marsaoly di ikuti emozi murung.

Tak menunggu lama, Akun FB S Sangadji yang berteman R Mhymy masuk berkomentar menanyakan harga tiket KM. Fajar Mulia II.

“Kapal apa t? Harga Tiket sama sja k, Deng kapal laeng?,” tulis Akun FB S Sangadji.

Akun R Mhymy dengan cepat membalasnya.”S. Sangadji, Harga tiket 380.000 sama sja dg kapal lain,” imbuhnya.

Akun FB S Sangadji pun langsung menanggapinya.

“R Mhymy, Eh ampong, kong bajalan model itu t cey,” katanya dengan emozi tertawa.

“Iya, kluar dari Sanana jam 7 malam. Sampe di Tte jam 2 siang,” sambung Akun R Mhymy pada komentar Akun FB S Sangadji.

Akun FB S Sangadji, pun lanjut percakapannya dengan Akun R Mhymy.

“R Mhymy, lama kuat ii, Mungkin dong irit Minya jadi kse pelan,” sambungnya pada Komentar Akun R Mhymy disertai emozi tertawa.

Akun R Mhymy pun membalasnya dengan sdikit kesal.

“S Sangadji, jang harap penumpang mau nae lagi,” ujarnya.

“R Mhymy, penumpang langsung tobat ta,” komentar Akun FB S Sangadji tertuju pada balasan Akun R Mhymy.

Akun R Mhymy pun menanggapinya.

“S Sangadji, tobat 7 turunan. Penumpang tadi malam cuma 15 org,” pungkasnya.

“R Mhymy, Dong pikir tra bnya orang jadi kse pelan itu, karna kalau laju makan Minya banya jdi dong rugi seng,” balas Akun FB S Sangadji.

Percakapan masih terus berlanjut antara Akun R Mhymy dan Akun S Sangadji.

“S Sangadji, Nabiar suh 1 kali pelayaran saja,” kata Akun R Mhymy.

“R Mhymy, itu akang se dengar dia pung nama Kapal saja rasa mo muntah,” sambung Akun S Sangadji.

“S Sangadji, memang kong,” singkat Akun R Mhymy.

“R Mhymy, Kapal Soe sampe, tutup Akun R Sangadji sembari mengakhiri percakapan dengan Akun R Mhymy di Facebook (FB).

Pewarta: TIM

Redaktur: TIM

Kategori
Hukum Dan Kriminal Kepulauan Sula

Sebuah Kapal Tol Laut Beroperasi Di Sula, Diduga Muat Besi Tua Bermasalah Senilai Ratusan Juta Dijual Ke Surabaya

SULA – Belasan ton besi tua yang diduga hasil curian dari Perusahaan Barito yang pernah beroperasi desa Falabisahaya, Kecamatan Mangoli Utara Timur, diduga pernah dikirim ke Surabaya melalui jalur Tol Laut menggunakan KM Kendhaga Nusantara 9 di pelabuhan Malbufa, Kecamatan Sanana Utara, Kepulauan Sula.

Informasi tersebut didapatkan Linksatu dari salah satu buruh bongkar muat pelabuhan Malbufa yang menyebut, KM Kendhaga Nusantara 9 pernah muat 5 Kontainer Belasan ton besi tua yang diduga hasil curian.

“Besi tua itu pernah dimuat KM Kendhaga Nusantara 9 sebanyak 5 Kontainer ke Surabaya, didalamnya bukan cuma tiang listrik saja tapi ada juga potongan alat berat seperti ban traktor serta potongan badan traktor, ban penggilas aspal (Roller), serta potongan badannya, dan potongan mobil truck besar,” ucap sumber yang tak mau namanya dipublish, Senin (14/08/2023).

Baca juga: Belasan Ton Besi Tua Di Kepsul Diduga Hasil Curian Dari Perusahaan Akan Dikirim Lewat Jalur Tol Laut

Sumber menambahkan, 5 Kontainer besi tua yang dimuat di KM. Kendhaga Nusantara 9 berkisar ratusan juta.

“5 Kontainer yang didalamnya sejumlah besi tua dan potongan alat berat itu, kalau dijual ke Surabaya kira-kira harganya enam ratus juta lebih,” bebernya.

Baca juga: Sadis! Dengan Leher Teriris, Seorang Anak di Kepsul Ditemukan Tewas

Sumber pun menambahkan, setelah masalah besi tua mencuat dipublik, banyak orang berwajah baru, hampir setiap harinya datang ke Pelabuhan Malbufa untuk mengecek situasi.

“Semenjak masalah besi tua di publish beberapa media, saya sering lihat ada polisi berpakaian dinas maupun preman datang ke pelabuhan, ada juga dari instansi pemerintah daerah dan masih ada lagi yang tak dapat saya dikenali, hampir setiap harinya datang ke pelabuhan Malbufa untuk bertanya ke buruh agar mendapatkan informasi terkait asa usul besi tua tersebut dan mengambil mereka juga mengambil dokumentasi di sekitar area pelabuhan Malbufa,” katanya.

Baca juga: Curhat Orang Tua Seorang Anak Penderita Gizi Buruk Saat Disambangi Sejumlah Wartawan Sula di Kamar Kosnya

Sumber juga bilang, sejumlah buruh pun sempat diperiksa Polisi terkait persoalan Belasan ton besi tua yang berada di Desa Malbufa.

“Setahu saya, ada 5 orang beberapa hari lalu diperiksa di polisi termasuk warga Desa Malbufa berinisial FT pemilik sekaligus pembeli belasan ton besi tua yang diduga hasil curian,” tutupnya.

Baca juga: Kapal Milik Mantan Bupati Kepsul Terbakar, Kerugiannya Miliaran Rupiah

Perlu diketahui, KM Kendhaga Nusantara 9 dioperasikan PT Pelayaran Nasional Indonesia/PELNI (Persero) memiliki kapasitas muatan sekitar 1.300 ton yang bisa memuat 60 Kontainer dan perdana masuk Pelabuhan Desa Malbufa, Kecamatan Sanana Utara, Rabu (26/01/2022).

Kemudian KM Kendhaga Nusantara 9 melayani trayek T-29 dengan rute Tanjung Perak, Piru, Wayaloar, Malbufa, Babang, Saketa, Gimea(Tapeleo), Bula.

Sementara, berita ini dipublish Pewarta masih mencoba mengkonfirmasi pihak KM. Kendhaga Nusantara 9, Warga Desa Malbufa berinisial FT sebagai pemilik sekaligus pembeli besi tua diduga hasil curian serta pewarta pun mencari tahu oknum-oknum yang terlibat dengan puluhan potongan besi tua berkisar belasan ton yang berada di desa Malbufa.

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM

Kategori
Hukum Dan Kriminal Kepulauan Sula Politik

Bupati Fifian Warning Kontraktor Pembangunan RS Baru Senilai 44 Miliar Lebih dihadapan APH

SULA – Bupati kabupaten Kepulauan Sula Fifian Adeningsi Mus (FAM) kembali mengingatkan kontraktor yang mengerjakan Rumah Sakit (RS) Pratama Fam Dofa untuk dapat bekerja yang benar dalam acara peletakan batu pertama, Minggu (14/08/2023).

“Sebagai kontraktor harus lebih bersemangat dan berhati- nanti bekerja yang baik ya, jangan abis kerja harus berhadapan lagi dengan pihak kepolisian dan kejaksaan,”kata Bupati Kepsul Fifian Adeningsi Mus dalam sambutannya pada acara peletakan batu pertama.

Baca juga: Kejari Terima Belasan Proyek Dari Pemda Kepsul, Immanuel: Itu Bukan Proyek Tapi Hibah Fisik

Bupati Fifian yang ditemani oleh Kapolres Kepsul, Dandim 1510 Sula dan Kejari Kepsul meminta, masyarakat Kepulauan Sula khususnya Warga Dofa dan sekitarnya agar bersabar serta berdoa semoga pembangunan rumah sakitnya cepat rampung.

“Doakan ya, semoga pekerjaannya cepat selesai, agar bisa dinikmati dan dipergunakan untuk kita semua, khususnya Desa Dofa dan desa sekitarnya,” harapnya.

Baca juga: Usir Panwascam Saat Jalankan Tugas, Ketua Bawaslu Sula: Masalah Bupati Fifian Sudah Ditindaklanjuti ke Bawaslu RI

Terpisah, Sekretaris manager Arman menyampaikan, untuk progres hingga peletakan batu pertama tidak terlambat ataupun cepat semua berjalan sesuai target.

“Semua berjalan normal tidak cepat juga tidak labat,” ujarnya.

Baca juga: Kadinkes Sula Diduga Hanya Asbun, Berikan Pernyataan Nama Sebuah RS Yang Akan Didirikan

Arman juga menjelaskan, bahwa waktu pelaksanaan pembangunan itu hingga bulan desember 2023.

“Jadi kami sudah bekerja kurang lebih dua minggu dan sementara masih tahapan mengcuting tanah,” tutupnya.

Perlu diketahui, Pembangunan RS. Pratama FAM Dofa menggunakan APBD di tahun 2023 senilai Rp. 44.300.000.000, 00, yang dimenangkan oleh PT. Bumi Aceh Citra Persada Jl. T. Iskandar No. 88, yang harus selesai pada bulan Desember tahun 2023.

Pewarta: Ilham Usia

Redaktur: TIM

Kategori
Kepulauan Sula Kota Ternate Opini

Cerita Mahasiswa Unkhair Asal Sula Yang Kerap Kampanyekan Kebersihan Di Taman Wansosa

SULA – Saiful Banapon (19) Salah Satu Mahasiswa Universitas Khairun (Unkhair) Ternate asal Desa Nahi, Kecamatan Sulabesi Barat, Kepulauan Sula terlihat berjalan mendekati setiap gajebo untuk mengumpulkan sampah para pengunjung yang tak dibuang pada tempatnya di Taman Wansosa, Desa Fagudu, Kecamatan Sanana, Minggu (13/08/2023).

Hal ini dilakukan Saiful, sebagai bentuk mengkampanyekan Budaya Kebersihan kepada pengunjung di Taman Wansosa.

“Aktivitas ini saya lakukan bersama teman-teman, agar para pengunjung menyadari bahwa buang sampah pada tempatnya adalah hal sederhana yang kita sering kita lupakan, padahal manfaatnya begitu banyak, seperti taman Wansosa terlihat bersih, indah dan pastinya akan nyaman saat duduk bersantai,” katanya.

Baca juga: Stunting Bukan Program Perlombaan, Ini Masalah Kemiskinan

Selain itu, Mahasiswa semester lima Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unkhair Ternate, Jurusan Bahasa Indonesia ini menambahkan, Sampah-sampah yang dikumpulkan akan di manfaatkan.

“Sejumlah Sampah yang didapatkan, kami pilah kembali untuk di buat Ekobrik semacam bangku yang terbuat dari sampah plastik seperti botol minum bekas,” jelasnya.

Baca juga: Curhat Orang Tua Seorang Anak Penderita Gizi Buruk Saat Disambangi Sejumlah Wartawan Sula di Kamar Kosnya

Saiful, anak bungsu dari 6 bersaudara pasangan Ajid Banapon dan Nurlia Buamona juga bilang, Kegiatan kumpul sampah bekas para pengunjung di taman Wansosa sudah beberapa hari dilakukan bersama teman-temannya.

“Kegiatan kami ini tidak rutin, seingat saya sudah 10 kali saya dan teman-teman lakukan, kadang lokasinya bukan cuma di taman Wansosa, tapi juga di depan benteng, ada juga rute kami kumpul sampahnya dari pasar, pertokoan dan kembali lagi ke taman Wansosa,” akuinya.

Baca juga: Usir Panwascam Saat Jalankan Tugas, Ketua Bawaslu Sula: Masalah Bupati Fifian Sudah Ditindaklanjuti ke Bawaslu RI

Ketika disentil akan dihina oleh pengunjung karena memungut sampah bekas, Saiful malah menjawabnya dengan tersenyum dengan raut wajah yang terlihat santai, seakan-akan, apa yang mereka lakukan ikhlas, tanpa beban dan sangat menikmatinya.

“Kami sih santai dan biasa saja, jika ada kalimat pengunjung taman Wansosa seperti begitu kepada kami, menurut kami mengangkat sampah adalah hal yang baik dan tak sulit, lantas kenapa kami harus merasa berat dan malu untuk melakukannya,” ujarnya sambil tersenyum ketika diwawancarai di sela-sela dirinya sedang berkeliling di taman Wansosa untuk mengumpulkan sampah.

Baca juga: Di Pulau Taliabu, Lagi Viral Pejabat Kompak Amnesia Berjamaah, Begini Persoalannya

Ia berharap, semoga kegiatan bersama teman-temannya dapat menjadi contoh untuk pengunjung yang hendak duduk di Taman Wansosa.

“Kebiasaan belum tentu betul, tapi yang betul harus dibiasakan, semoga aktivitas kami beberapa hari di Taman Wansosa dapat membuat para pengunjung sadar betapa pentingnya buang sampah pada tempatnya,” tandasnya.

Baca juga: Kapal Milik Mantan Bupati Kepsul Terbakar, Kerugiannya Miliaran Rupiah

Mira, salah satu pengunjung Taman Wansosa mengapresiasi Saiful dan teman-temannya yang hendak mengkampanyekan kebersihan dengan cara buang sampah pada tempatnya di Taman Wansosa.

“Bagus sekali, apa yang mereka buat, apalagi di Zaman sekarang jarang sekali kita lihat remaja-remaja yang kompak seperti Saiful dan teman-temannya lakukan hal positif seperti ini,” ucapnya.

Baca juga: Jelang HUT Kemerdekaan RI Ke- 78, PC IMM Sula Buat Pengobatan Gratis Untuk Warga

Ia pribadi pun merasa malu ketika dihampiri Saiful saat dirinya sedang duduk di taman Wansosa.

“Saat dia (Saiful) meminta permisi kemudian memungut sampah di samping gajebo yang ia duduk, Jujur saya merasa malu, karena saya pun kerap meninggalkan minuman bekas saya di gajebo tanpa harus buang pada tempatnya,” tutupnya.

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM

Kategori
Hukum Dan Kriminal Politik Pulau Taliabu

Di Pulau Taliabu, Lagi Viral Pejabat Kompak Amnesia Berjamaah, Begini Persoalannya

SULA – Beberapa pejabat di Kabupaten Pulau Taliabu, tiba-tiba kompak amnesia (lupa ingatan), bahkan ada yang sampai kehilangan akal terkait persoalan realisasi pinjaman pemerintah daerah senilai 115 miliar bulan Juni tahun 2022.

Instansi tersebut tak lain ialah, DPRD Pulau Taliabu, Bank Maluku Malut KCP Bobong, BPPKAD Taliabu, Disperindagkop Taliabu serta Instansi lainnya yang terlibat dalam persoalan pinjaman pemerintah daerah ratusan miliar tersebut.

Kepala BPPKAD Pulau Taliabu, Ridwan Aziz saat dikonfirmasi Linksatu mengatakan, pinjaman Daerah itu diperuntukan Full ke Dinas PUPR.”Tapi, saya tidak tau pasti soal pinjaman sebanyak 115 Miliar itu. Karena, saya belum menjabat sebagai Kepala BPPKAD dikala itu,” kata Ridwan, Sabtu (12/08/2023).

Baca Juga: Aneh, Respon Pendemo Terkait Masalah Dana Pinjaman 15 Miliar, DPRD Taliabu Akui Kehilangan Akal

Disentil bunga pinjaman dikenakan berapa persen oleh pihak Bank Maluku Malut KCP Bobong, Namun Ridwan mengatakan, sudah sesuai regulasi.

“Nanti saya cek lagi datanya. Soalnya saya belum cek datanya. Pada prinsipnya, itu sudah sesuai regulasi,” tukasnya.

Baca juga: Terkesan Tutupi Informasi Pinjaman 115 Miliar, Fahreza: Sekalipun itu Jaksa atau Polisi Kecuali Bupati Aliong Mus

Terpisah, Kepala Dinas Perindagkop Pulau Taliabu, Dince Muhdin saat dikonfirmasi mengatakan, anggaran sebesar 115 Miliar itu tidak ada sepersen pun yang masuk.

“Dari awal pinjaman Pemda ke Bank Daerah itu tidak ada yang mengalir ke Disperindagkop dan anggaran 49 Miliar itu Viktif,” ucap Dince.

Baca juga: Perdana! Salah Satu Desa Di Pulau Taliabu Dijadikan Kampung Bebas Narkoba

Menurutnya, jika ada anggaran sebesar Rp. 49 Miliar, pastinya kata Dince, sudah ada pembangunan pasar yang direncanakan.

“Karena saya tidak pernah disampaikan terkait anggaran pinjaman daerah itu. Makanya, tidak ada program yang bisa saya lakukan,” jelasnya.

Baca juga: Jelang Pilpres 2024, Relawan Anies Baswedan Pulau Taliabu Di Deklarasikan

Bahkan, saat ini Disperindagkop telah berencana melakukan pembangunan pasar rakyat.

“Tapi, bukan dari anggaran pinjaman Daerah itu,Saya ingin bangun pasar moderen. Tapi, anggaran yang kita pakai itu bukan bagian dari pinjaman Daerah sebesar 115 Miliar,” tambahnya.

Baca juga: Curhat Orang Tua Seorang Anak Penderita Gizi Buruk Saat Disambangi Sejumlah Wartawan Sula di Kamar Kosnya

Sebelumnya, Anggota DPRD Taliabu yang mengaku dihadapan masa aksi yang tergabung dari Forum Gerakan Mahasiswa Taliabu Menggugat (Format), telah memanggil 3 OPD untuk menanyakan alokasi anggaran dari dana pinjaman tersebut.

“3 OPD kami sudah panggil, tapi anehnya, sampai saat ini OPD tersebut belum dapatkan anggaran pinjaman 115 miliar,” ujarnya, Kamis (10/08/2023) kemarin.

Baca juga: Usir Panwascam Saat Jalankan Tugas, Ketua Bawaslu Sula: Masalah Bupati Fifian Sudah Ditindaklanjuti ke Bawaslu RI

Nuh Hasi bilang, jika saat ini DPRD Pulau Taliabu telah kehabisan akal terkait kejelasan pinjaman daerah belasan miliar rupiah tersebut.

“Semua pihak kita sudah panggil, namun jawabannya sama. Kalau sudah begitu kita mau bilang apa lagi, jadi kamipun kehabisan akal,” pungkasnya.

Baca juga: Kejari Terima Belasan Proyek Dari Pemda Kepsul, Immanuel: Itu Bukan Proyek Tapi Hibah Fisik

TKepala Bank Maluku Malut KCP Bobong Kabupaten Pulau Taliabu, Fahreza Alwi saat dikonfirmasi terkait anggaran pinjaman Pemda Taliabu senilai 115 miliar, malah terkesan menutupinya.

“Kalau masalah itu langsung tanyakan saja ke Keuangan Daerah. Karena ini menyangkut dengan kerahasiaan Bank. Jadi, kita tidak bisa buka-bukaan kepada siapa pun,” ujar Fahreza.

Baca juga: Warning! Kepala Kejari Kepsul, Jangan Bermain-main Licik dengan Uang Negara

Baginya, sekali pun Polisi, Jaksa, dan DPRD bahkan Wartawan tidak bisa diungkapkan walau pun itu ditugaskan.

“Jika kita buka – bukaan nanti ada ketersinggungan dengan pihak yang meminjam,” bebernya.

Baca juga: Kadinkes Sula Diduga Hanya Asbun, Berikan Pernyataan Nama Sebuah RS Yang Akan Didirikan

Fahreza menambahkan, pinjaman Daerah sebesar 115 Miliar, bukan dimasa kepemimpinannya melainkan dimasa kepemimpinan ibu Petry.

“Jadi, untuk perbankan data konfirmasi seperti ini susah untuk dibuka. Soalnya, menyangkut kerahasiaan. Terkecuali kuasa pengguna anggaran yakni Bupati Aliong Mus,” tuturnya.

Baca juga: Usir Panwascam Saat Jalankan Tugas, Ketua Bawaslu Sula: Masalah Bupati Fifian Sudah Ditindaklanjuti ke Bawaslu RI

Kalau masalah pinjaman tersebut, menurutnya itu sangat sensitif. Bahkan, pihaknya pun mempertanyakan, ada apa dibalik pinjaman 115 Miliar, sehingga banyak yang menanyakannya.

“Saya juga bingung dengan pinjaman tersebut. Bahkan, uang pinjaman tersebut telah terpakai rekening Pemda Pulau Taliabu secara utuh, bukan dipisahkan. Tapi, lebih jelasnya lagi tanyakan ke Pemda,” tutupnya.

Baca juga: Raih Juara 1 Lomba Masak, Ini Harapan Ketua DWP Kepulauan Sula

Sekedar Informasi data yang dikantongi Linksatu, anggaran tersebut, direncanakan untuk pembangunan infrastruktur di Pulau Taliabu, Maluku Utara dengan bunga pinjaman sebesar 10 persen perbulannya dan pinjaman tersebut pada Juni 2022 lalu hingga masa jabatan Bupati Aliong Mus berakhir pada 2024 mendatang.

Kemudian, jika diakumulasi pinjaman 115 Miliar yang dijumlahkan dengan 10 persen itu menghasilkan bunga pinjaman sebesar 11,5 Juta perbulannya.

Pewarta: TIM

Redaktur: TIM

Kategori
Kepulauan Sula Kota Ternate Opini Politik Pulau Taliabu

Stunting Bukan Program Perlombaan, Ini Masalah Kemiskinan

OPINI – Kepada cinta aku bertanya: Mengapa benci marak di sini?”Kepada doa aku bertanya: “mengapa dusta laris di sini?”Kepada berita aku berkata: “Mengapa fakta dikhianati?,” tegur Esha.

Generasi muda harus begitu kritis tanpa menaruh rasa dendam, serta begitu optimis tanpa menjadi seorang pengkhayal demi masa depan di negeri Senapan.

Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 11 persen GDP (Gross Domestic Products). Serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%.

Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/inequality, sehingga mengurangi 10 persen dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antar-generasi.

Optimis pemerintah daerah kabupaten kepulauan Sula dalam satu tahun ini pada program penurunan angka stunting terlihat dari berbagai macam kegiatan yang salah satu kegiatan yakni menggelar kegiatan lomba masak untuk menu anak dalam rangka mencegah stunting.

Sebelumnya, pada tanggal 06 April 2023 Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Maluku Utara menggelar koordinasi di Kabupaten Kepulauan Sula. Dalam forum koordinasi percepatan penurunan stunting itu, prevalensi Balita stunted berdasarkan SSGI tahun 2021 berada di angka 27,7 persen dan tahun 2022 berada di angka 28,5 persen. Itu artinya, balita stunting di Kabupaten Kepulauan Sula mengalami peningkatan sebesar 0,8 persen dan diperlukan upaya-upaya untuk menurunkan angka stunting tersebut (keluargaindonesia.id).

Namun, berdasarkan salah satu pemberitaan media terpercaya tanggal 11 Agustus 2023; terkabarkan salah satu anak bernama Ananda Salsabila, anak balita yang mengalami penderita gizi buruk (stunting).

Awalnya, anak ini diketahui sempat di rujuk ke puskemas Falabisahaya. Tapi anehnya, namanya tidak masuk daftar anak gizi buruk dalam program penurunan angka stunting pada pemerintah kabupaten kepulauan Sula.

Padahal, siapa pun orang sakit, yang mengobati diri ke rumah sakit (puskemas), itu secara otomatis namanya akan tercatat sebagai pasien tempat ia berobat dan akan sebagai data dinas kesehatan untuk menyusun dasar program kebijakan kesehatan.

Namun lucunya, dinas kesehatan baru mengetahui keberadaan anak gizi buruk itu, setelah di konfirmasi kawan-kawan jurnalis.

Olehnya itu, tim pendataan yang di tunjuk langsung pejabat publik yang terkait harus berintegritas, bukan hanya bekerja karena di bayar saja. Sebab, kita tidak boleh menganggap remeh persoalan stunting.

Apalagi dirangkaikan dalam program lomba semata, lantaran persoalan stunting ini masalah fundamental kemiskinan pada keberlangsungan kehidupan anak bangsa di negari ini.

Semoga tak ada dusta di antara kita, semoga tak ada benci di antara kita, serta fakta harus disangsikan dan diungkapkan. Semoga tak ada lagi nama-nama lain selain Ananda Salsabila.

Oleh: Faldi Ciu (Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Muhammadiyah Kendari).

Kategori
Kepulauan Sula Opini

Curhat Orang Tua Seorang Anak Penderita Gizi Buruk Saat Disambangi Sejumlah Wartawan Sula di Kamar Kosnya

SULA – Dari kejahuan dibalik sela-sela pagar terlihat dua wajah saling menatap satu sama lain, berdiri didepan kamar kos, menghindar dari cahaya matahari, itulah yang dilakukan Sahria Umasugi dan cucunya Salsabila Umanailo.

Wajah ibu Sahria itu terus memberikan senyum pada Salsabila yang terlihat kaku dalam buaiannya. Meski lahirnya terlihat bahagia, sesungguhnya Sahria banyak menyimpan kesedihan bagi cucunya yang diasuhnya selama satu tahun 7 bulan itu terkapar sakit (Gizi buruk).

Mengapa tidak, Salsabila Umanailo, cucu kesayangannya yang dilahirkan di Ternate pada 3 Januari tahun 2022 itu sudah menderita Gizi buruk selama 1 tahun 2 bulan, terhitung saat berusia 5 bulan.

Salsabila terkapar lantaran menderita sakit dan tak kunjung sembuh karena jauh dari perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Siang itu tepatnya pukul 13:45 WIT, mentari cukup terlihat ganas menyinari bumi, sepertinya Salsabila yang tinggal kulit bungkus tulang itu gerah karena terkurung di dalam kamar kos berukuran 3×4 meter di desa Fogi, Kecamatan Sanana hingga neneknya harus menggendongnya keluar kosan.

Salsabila, balita asal desa Sanihaya, Kecamatan Mangoli Utara itu kini hanya bisa terbaring di kosan bersama pengasuhnya yang tak lain adalah nenek dan kakeknya sendiri, karena sudah tidak punya biaya yang cukup untuk mengobati Salsabila cucu kesayangan mereka.

Tepatnya di depan kamar kosan, pria berkaos singlet berwarna kuning itu terlihat duduk murung, entah apa yang dipikirkannya, sepertinya ia sedang menyimpan kesedihan dan memikirkan sesuatu.

Ia lantas tersontak kaget saat mengetahui ada yang menanyakan dirinya.

“Ibu, mana bapak..?,” tanya dua orang lelaki yang menggantungkan tanda pengenalnya di dada mereka, Jum’at (11/08/2023).

Karena sudah tau kapasitas kedua lelaki itu sebagai wartawan, pria itu langsung mendekat dan mempersilahkan masuk ke kamar kos yang mempunyai fasilitas seadanya saja.

“Silahkan masuk, mari duduk” pinta Halim Ipa, kakek Salsabila penderita gizi buruk itu.

Dua lelaki itupun masuk diikuti Sahria Umasugi sambil menggendong Salsabila, sambil duduk melantai di kamar kos kecil itu.

Dua wartawan itu kemudian memperkenalkan nama media serta identitasnya.

“Saya wartawan Media Malutpedia dan Linksatu, saya Zona 1,” sebut dua wartawan bergiliran.

Tak menunggu lama, melihat Salsabila penderita gizi buruk yang dibaringkan dihadapan wartawan itu, keduanya langsung menanyakan identitas belita malang itu, serta menanyakan soal sakit yang dideritanya.

Rupanya bukan hanya 2 wartawan saja yang menerima informasi atas kondisi Salsabila, Setelah 10 menit wartawan Malutpedia Linksatu dan Zona 1 lakukan wawancara, Ternyata wartawan malutpost, malut times, Poros Timur, Report Malut pun hadir dengan semangat yang sama, yaitu membantu Salsabila Umanailo untuk segera dapat perawatan medis.

Setelah melepas banyak pertanyaan, Halim Ipa, Kakek Salsabila pun bercerita, Cucunya sakit sudah lama, dan upaya yang dilakukan cukup banyak, mulai dari bolak balik puskesmas Falabisahaya dan juga ke dokter praktek namun tak juga ada perubahan.

Lebih naif lagi pihak puskesmas Falabisahaya, saat terakhir sebelum ke kota Sanana, Halim Ipa dan istrinya sempat membawa Salsabila Umanailo ke Puskesmas Falabisahaya yang ke sekian kalinya namun dokter di Puskesmas hanya mengecek kondisi tubuh Salsabila yang kaku dan kejang-kejang serta panas tinggi.

Sementara Halim Ipa dan istri sempat diam sejenak seakan tak ada jawaban dari apa yang dokter lakukan, karena tidak ada diagnosa dokter atas penyakit Salsabila cucu kesayangan mereka.

“Kami heran kenapa tak ada apa-apa yang dokter ceritakan terkait sakitnya Salsabila, malah malah langsung perintah rujuk, saya pun bingung,” kata Halim saat bercerita didepan sejumlah wartawan.

Dokter di Puskesmas Falabisahaya itu juga tidak melaporkan kondisi Salsabila, belita asal desa Saniahaya itu ke dinas kesehatan agar ada tindakan, justru dokter terkesan tidak peduli dengan derita Salsabila. Karena saat meminta rujuk, ia (dokter) dan pihak puskesmas tidak memberikan gambaran pelayanan kesehatan terhadap penderita gizi buruk.

Bersama Salsabila cucu tercinta, Halim dan Sahria langsung pulang ke desa Saniahaya dan memutuskan untuk datang ke ibu kota Kabupaten Kepulauan Sula untuk mencari jalan kesembuhan Salsabila.

Karena tak ada tempat tinggal, Halim dan keluarga terpaksa harus masuk Kosan.

“Saat ini kami hanya bagini saja di kos, bertahan dengan pertolongan apa adanya,” Kata Halim.

Wartawan yang sudah tau semua tentang kondisi Salsabila dan keluarganya, langsung menghubungi dinas Kesehatan dan pihak RSUD. Tak lama kemudian salah satu utusan dinas kesehatan Kepsul pun tiba di tempat dimana Salsabila tinggal.

Dari keterangan petugas Dinas Kesehatan, ia menjelaskan pihaknya sementara melaksanakan kegiatan cegah stunting, dan keadaan Salsabila tidak dilaporkan pihak puskesmas ke. dinas.

“Kami tak dapat Informasi oleh pihak Puskesmas Falabisahaya terkait Salsabila yang sakit Gizi Buruk, saya saja baru diperintah oleh Kadis, dan sebentar lagi tim kami akan ke sini ” Kata Rosdiana Umasugi kepada wartawan.

Akhirnya pihak Dinas Kesehatan langsung mengambil peran untuk perawatan Salsabila putri kecil yang malang itu, dan merawatnya di RSUD Sanana tanpa biaya.

Pewarta: Ilham Usia

Redaktur: TIM

Kategori
Hukum Dan Kriminal Opini Politik Pulau Taliabu

Terkesan Tutupi Informasi Pinjaman 115 Miliar, Fahreza: Sekalipun itu Jaksa atau Polisi Kecuali Bupati Aliong Mus

TALIABU – Pinjaman Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Taliabu ke Bank Maluku – Malut KCP Bobong sebesar 115 Miliar untuk pembangunan daerah jadi persoalan yang saat ini pertanyakan oleh publik terkait realisasinya.

Pasalnya, anggaran pinjaman Pemda Taliabu yang nilainya sangat menggiurkan tersebut diberikan kepada 3 OPD, yakni di Dinas PUPR, Dishub, dan Disperidagkop, namun anehnya anggaran tersebut belum diterima oleh 3 OPD, sesuai pernyataan Muh. Nuh Hasi, Anggota DPRD Taliabu yang mengaku dihadapan masa aksi, telah memanggil 3 OPD untuk menanyakan alokasi anggaran dari dana pinjaman tersebut.

“3 OPD kami sudah panggil, tapi anehnya, sampai saat ini OPD tersebut belum dapatkan anggaran pinjaman 115 miliar,” ucapnya, dihadapan masa aksi, Kamis (10/08/2023) kemarin.

Baca juga: Aneh, Respon Pendemo Terkait Masalah Dana Pinjaman 15 Miliar, DPRD Taliabu Akui Kehilangan Akal

Nuh Hasi bilang, jika saat ini DPRD Pulau Taliabu telah kehabisan akal terkait kejelasan pinjaman daerah belasan miliar rupiah tersebut.

“Semua pihak kita sudah panggil, namun jawabannya sama. Kalau sudah begitu kita mau bilang apa lagi, jadi kamipun kehabisan akal,” imbuhnya.

Baca juga: Perdana! Salah Satu Desa Di Pulau Taliabu Dijadikan Kampung Bebas Narkoba

Terpisah, Kepala Bank Maluku – Malut KCP Bobong Pulau Taliabu, Fahreza Alwi dikonfirmasi terkait anggaran pinjaman Pemda Taliabu senilai 115 miliar, malah terkesan menutupinya.

“Kalau masalah itu langsung tanyakan saja ke Keuangan Daerah. Karena ini menyangkut dengan kerahasiaan Bank. Jadi, kita tidak bisa buka-bukaan kepada siapa pun,” kata Fahreza, Jumat (11/08/2023).

Baca juga: Jelang Pilpres 2024, Relawan Anies Baswedan Pulau Taliabu Di Deklarasikan

Baginya, sekali pun Polisi, Jaksa, dan DPRD bahkan Wartawan tidak bisa diungkapkan walau pun itu ditugaskan.

“Jika kita buka – bukaan nanti ada ketersinggungan dengan pihak yang meminjam,” bebernya.

Baca juga: Oknum Mantan Kades Di Taliabu Dilaporkan Ke Inspektorat, Begini Masalahnya

Fahreza menambahkan, pinjaman Daerah sebesar 115 Miliar, bukan dimasa kepemimpinannya melainkan dimasa kepemimpinan ibu Petry.

“Jadi, untuk perbankan data konfirmasi seperti ini susah untuk dibuka. Soalnya, menyangkut kerahasiaan. Terkecuali kuasa pengguna anggaran yakni Bupati Aliong Mus,” tuturnya.

Kalau masalah pinjaman tersebut, menurutnya itu sangat sensitif. Bahkan, pihaknya pun mempertanyakan, ada apa dibalik pinjaman 115 Miliar, sehingga banyak yang menanyakannya.

“Saya juga bingung dengan pinjaman tersebut. Bahkan, uang pinjaman tersebut telah terpakai rekening Pemda Pulau Taliabu secara utuh, bukan dipisahkan. Tapi, lebih jelasnya lagi tanyakan ke Pemda,” ungkapnya.

Sekedar Informasi, data yang dikantongi Linksatu, anggaran tersebut, direncanakan untuk pembangunan infrastruktur di Pulau Taliabu, Maluku Utara dengan bunga pinjaman sebesar 10 persen perbulannya dan pinjaman tersebut pada Juni 2022 lalu hingga masa jabatan Bupati Aliong Mus berakhir pada 2024 mendatang.

Kemudian, jika diakumulasi pinjaman 115 Miliar yang dijumlahkan dengan 10 persen itu menghasilkan bunga pinjaman sebesar 11,5 Juta perbulannya.

Pewarta: TIM

Redaktur: TIM

Kategori
Politik Pulau Taliabu

Aneh, Respon Pendemo Terkait Masalah Dana Pinjaman 15 Miliar, DPRD Taliabu Akui Kehilangan Akal

TALIABU – Sejumlah Mahasiswa di Pulau Taliabu yang tergabung dari Forum Gerakan Mahasiswa Taliabu Menggugat (Format) menggelar aksi demontrasi di depan Gedung DPRD Pulau Taliabu. Kamis (10/08/2023).

Masa aksi mempertanyakan pinjaman Pemda Pulau Taliabu dari Bank Maluku Malut sebesar Rp.115 miliar yang akan digunakan untuk pemerataan pembangunan di Pulau Taliabu dan disahkan oleh DPRD beberapa waktu lalu.

Kordinator Format, Asis Armin dalam orasinya menegaskan, berdalih akan lakukan pemerataan pembangunan di Pulau Taliabu menggunakan uang pinjaman, tapi sampai saat ini belum terealisasi.

“Pinjaman dari Bank itu nominalnya cukup besar, kemudian tujuannya untuk merealisasikan sejumlah pembangunan fisik, seperti pembangunan pasar, jalan, dan jembatan, Namun kenyataannya, item-item tersebut tak terlaksanakan,” katanya.

Baca juga: Oknum Mantan Kades Di Taliabu Dilaporkan Ke Inspektorat, Begini Masalahnya

Selain itu, Asis pun mempertanyakan kejelasan dari pinjaman Daerah tersebut yang dialokasikan ke tiga OPD, yakni di Dinas PUPR, Dishub, dan Disperidagkop.

“3 OPD tersebut yang mendapat alokasi anggaran dari pinjaman Daerah, tapi kenapa mereka mengaku sampai saat ini belum mendapatkan anggaran tersebut, inikan aneh,” pungkasnya.

Baca juga: Perdana! Salah Satu Desa Di Pulau Taliabu Dijadikan Kampung Bebas Narkoba

Terpisah, Muh. Nuh Hasi, Anggota DPRD Taliabu di hadapan masa aksi menyampaikan, telah memanggil OPD terkait yang mendapat alokasi anggaran dari dana pinjaman tersebut.

“3 OPD kami sudah panggil, tapi anehnya, sampai saat ini OPD tersebut belum dapatkan anggaran pinjaman Rp.115 miliar,” bebernya.

Baca juga: Jelang Pilpres 2024, Relawan Anies Baswedan Pulau Taliabu Di Deklarasikan

Nuh Hasi bilang, jika saat ini DPRD Pulau Taliabu telah kehabisan akal terkait kejelasan pinjaman daerah belasan miliar rupiah tersebut.

“Semua pihak kita sudah panggil, namun jawabannya sama. Kalau sudah begitu mau bilang apa lagi, sedangkan kamipun kehabisan akal,” tutupnya.

Pewarta: Arki Afaludin

Redaktur: TIM

Kategori
Hukum Dan Kriminal Pulau Taliabu

Perdana! Salah Satu Desa Di Pulau Taliabu Dijadikan Kampung Bebas Narkoba

TALIABU – Polres Pulau Taliabu lauching kampung bebas narkoba bersama warga, tokoh masyarakat dan tokoh agama di bertempat di Aula Desa Bobong, Kecamatan Taliabu Barat, Rabu (09/8/2023).

Wakapolres Kabupaten Pulau Taliabu, Kompol Azis Ibrahim Muammar dihadapan awak media mengatakan, Desa bobong merupakan Desa yang bebas lagi bersih dari pengguna narkoba.

“Kegiatan ini perdana dan kami pilih Desa Bobong sebagai percontohan bagi seluruh desa lainnya yang berada di Kabupaten Pulau Taliabu,” katanya.

Baca juga: Jelang Pilpres 2024, Relawan Anies Baswedan Pulau Taliabu Di Deklarasikan

Azis juga bilang, tujuan dari kegiatan tersebut untuk menyelamatkan generasi muda dan masyarakat di Pulau Taliabu.

“Pulau Taliabu adalah daerah tranportasi dari berbagai wilayah hingga sangat mudah masuknya narkoba, jadi sangat penting ada giat seperti ini. Semoga Masyarakat Pulau Taliabu jauh dari penyalahgunaan narkoba,” harapnya.

Pewarta: Arki Afaludin

Redaktur: TIM