SULA – Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Syafrial, melakukan kunjungan kerja (Kuker) di Makodim 1510 Sula, Rabu, (18/10/2023) setelah usai mengunjungi Bacan beberapa hari lalu.
Dalam kunjungannya di Makodim 1510 Sula, Jendral dua bintang itu memberi arahan kepada prajurit dan Persit KCK cabang XXXVIII yang dilakukan secara tertutup di ruang pertemuan Kodim.
Selain memberi arahan kepada prajurit, Pangdam yang didampingi istri tercinta Ny. Shinta itu juga menyantuni para istri anggota Kodim yang ditinggal mati suaminya, diantaranya keluarga Alm. Serka Ahmad Soamole dan Alm. Sertu Basrin Buamona.
Kemudian, ada juga penyantunan kepada anggota Koramil Sanana yang menderita sakit menahun serta pembagian paket stunting kepada penderita stunting di Kepsul.
Mayjen Safriyal yang baru saja memimpin Kodam Pattimura/XVI itu sudah menyambangi seluruh Kodim maupun koramil Di wilayah Maluku Utara.
Dalam setiap arahan, ia selalu berpesan menjaga netralitas dan nama baik satuan harus dijunjung tinggi.
“TNI Wajib Jaga netralitas serta nama baik satuan serta jaga dan tingkatkan sinergisitas TNI dan POLRI serta seluruh stakeholder,” kata Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Syafrial.
Sekedar informasi, Pangdam Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Syafrial, direncanakan akan segera menuju kabupaten pulau Taliabu yang masih masuk dalam wilayah hukum Kodim 1510 Sula.
SULA – Tim sepak bola SSB Freedom Sula U-12 sebanyak 30 anak anak berangkat ke Ternate guna mengikuti Turnamen sepak bola di tingkat provinsi Maluku Utara Ghadry Cup, menggunakan KM. Barcelona pada Rabu (18/10/2023).
Perlu diketahui, Turnamen Ghadry Cup merupakan ajang bergengsi yang akan mempertemukan tim-tim sepak bola muda terbaik di Provinsi Maluku Utara yang akan berlangsung pada tanggal 20 hingga 22 Oktober 2023 mendatang.
Sekretaris SSB Freedom, Irawan Duwila memberikan apresiasi dan semangat yang tak terhingga kepada seluruh pemain yang akan bertanding di ternate mewakili Kabupaten Kepulauan Sula.
“Saya, memberi apresisasi yang tak terhingga kepada seluruh pemain yang akan bertanding di Ternate mewakili Kepulauan Sula, untuk seluruh pemain dan official ingatlah, kemenangan bukanlah segalanya, yang terpenting adalah dedikasi dan semangat kita demi Kabupaten Kepulauan Sula di kanca turnamen Provinsi Maluku Utara. Mari kita tunjukkan kepada semua apa yang bisa kita capai bersama. Maju terus, bermain dengan hati, dan jadilah pemenang sejati” kata Irawan.
Irawan juga menyampaikan banyak terima kasih atas antusiasme, semangat serta dukungan yang untuk SSB Freedom Sula.
“Selaku pengurus SSB Freedom Sula saya sangat berterima kasih kepada orang tua dari para pemain SSB Freedom Sula karena merekalah sehingga anak anak kami dapat mengikuti turnamen berkelas di provinsi Maluku Utara,” imbuhnya.
Terpisah, Pelatih tim SSB Freedom U-12 Raffi Duwila mengatakan, bahwa keikutsertaan tim dalam turnamen ini adalah suatu kehormatan dan kesempatan luar biasa untuk menambah pengalaman bermain sekaligus membawa nama baik Pulau Sula dalam kompetisi tingkat provinsi. Ia juga menekankan pentingnya semangat sportivitas dan dedikasi dalam bermain.
“Pertandingan Ghadry Cup yang berlangsung dari hari Jumat hingga Minggu ini menjadi momen berharga bagi para pemain untuk mengukir prestasi dan meraih pengalaman berharga dalam dunia sepak bola. Semoga mereka bisa memberikan yang terbaik dan menginspirasi generasi mendatang,” tutupnya.
TERNATE – Kepala Kepolisian Daerah Maluku Utara Irjen Pol. Midi Siswoko didampingi Karo Ops Polda Malut dan Dir Intelkam Polda Malut menerima kedatangan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku Utara, bertempat di Ruang Kerja Kapolda Malut, Jumat (8/9/2023).
Ketua KPU Provinsi Malut Pudja Sutamat mengatakan, kedatangannya bersama teman-teman Komisionernya untuk ke Polda Malut untuk beraudiensi bersama Kapolda dalam rangka mensukseskan Pemilu Serentak 2024 mendatang.
“Kedatangan kami untuk berkoordinasi dengan pihak Kepolisian terkait pelaksanaan tahapan pemilihan umum serentak 2024 mendatang dapat berjalan aman dan lancar,” ucapnya.
Ia juga bilang, seperti diketahui bersama bahwa Provinsi Maluku Utara dinobatkan nomor satu sebagai daerah dengan jumlah terbanyak melakukan politik uang sejak dulu, hal ini dapat menyebabkan gangguan Kamtibmas Jelang Pemilu.
“Untuk itu, Polda Malut dan seluruh jajaran siap mengawal dan mengamankan jalannya tahapan Pemilu sampai akhir untuk Malut tetap aman dan kondusif,” tegasnya.
SULA – Sejumlah Mahasiswa yang mengatasnamakan Front Bumi Loko gelar aksi menolak rencana beroperasi perusahan biji besi, PT. Indomineral di Desa Kou, Kecamatan Mangoli Timur, Kepulauan Sula, Kamis (31/8/2023).
Koordinator aksi, Renaldi Gamkonora dalam orasinya mengatakan, kehadiran tambang di Kepulauan Sula dikhawatirkan akan merusak alam dan ekonomi masyarakat setempat.
“Tambang sangat berdampak buruk terhadap lingkungan, intinya yang kita alami sekarang ini di pulau mangoli sudah menjadi langganan banjir ini akan merusak lingkungan dan tanaman masyarakat, dan ini akan memicu konflik,” ujar Renaldi.
Tak hanya itu, di sela-sela orasinya, Renaldi pun berikan contoh dampak adanya tambang yang beroperasi di Pulau Halmahera.
“Kita lihat saja di Weda, Halmahera Tengah. adanya tambang, lingkungan tercemar, sungai Bokimaru yang jernih kini menjadi kecoklatan, konflik terjadi di sana sini, kecelakaan yang mengakibatkan luka parah bahkan sampai meninggal dunia. Karena itu, kami tegaskan bahwa kami tolak tambang,” pungkasnya.
Ia juga menambahkan, Masyarakat yang ada di Pulau Mangoli, sudah mengalami traumatik sejarah. Sebelumnya, perusahaan kayu menyebabkan banjir yang merusak jalan, serta kebun dan tanaman masyarakat.
Rinaldi melanjutkan, ini kebijakan liar yang akan melahirkan perampasan ruang hidup. Apalagi rata-rata mata pencaharian masyarakat disana sebagai nelayan dan petani. Masyarakat sudah tidak mau lebih menderita lagi.
“Dari kekhawatiran inilah masyarakat maupun mahasiswa melakukan penolakan secara serius karena ini berbicara soal kelangsungan hidup khalayak ramai,” katanya.
“Pamflet Warga Desa Kou Tolak 10 IUP Beroperasi di Pulau Mangoli Yang Beredar Di Medsos,” Foto: Istimewa.
Ia juga bilang, tidak ada tambang yang tidak merusak hutan, sehingga pasti merusak kebun masyarakat, apalagi konsesinya masuk pemukiman warga dan daerah pesisir.
“Ini ancaman serius untuk masyarakat di Sula, khususnya daerah Mangoli,” tutupnya.
Berdasarkan informasi yang kantongi Linksatu, PT. Indomineral SK terbit untuk beroperasi tahun 2018 hingga 2030. Operasi komoditasnya biji besi untuk Kode Komoditasnya Mineral logam berlokasi di Lokasi kecamatan mangoli timur/mangoli.
Selama berita ini dipublish, pewarta masih mencoba mengkonfirmasi pihak PT. Indomineral terkait persoalan penolakan pengoperasiannya.
SULA – Warga Desa Kou Kecamatan Mangoli Timur, Kepulauan Sula, Maluku Utara terus mengkampanyekan Penolakan 10 Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang bakal beroperasi di pulau Mangoli.
Tak hanya Pamflet penolakan 10 IUP yang beredar di media sosial bertuliskan “Fron Bumi Loko, masyarakat Kou tolak PT. Indomineral”, kali ini aksi warga desa Kou pun secara terang-terangan membentangkan Spanduk penolakan 10 Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang bakal beroperasi di pulau Mangoli khususnya di Desa Kou di aliran sungai dengan bertuliskan “Masyarakat Desa Kou Menolak pertambangan” selain itu, spanduk tersebut juga dengan tulisan tolak 10 IUP di Pulau Mangoli.
Rinaldi Gamkonara, salah satu warga Desa Kou mengatakan, 10 IUP akan merampas ruang hidup masyarakat Desa Kou dengan notabennya adalah petani.
“Kami buat spanduk karena, kita semua tahu bahwa hampir semua masyarakat desa kou notabennya adalah petani Kelapa, Cengkeh dan Pala adalah hasil kebun yang selalu di andalkan untuk mempertahankan hidup,” katanya, Senin (28/8/2023).
Menurutnya, apabila perusahaan masuk di desa Kou tentu ruang hidup masyarakat akan dirampas puluhan tahun, bahkan ratusan tahun digarap akan terjadi.
“Masyarakat mau makan apa, Ketika kebun di gantikan oleh perusahaan. Kita ketahui bahwa tambang ini akan berhenti ketika hasil alam yang di garap sudah habis. Jadi ketika tambang berhenti Masyarakat mau bekerja dimana, jika kebun habis di gusur,” jelasnya.
Rinaldi juga bilang, belum lagi dampak pertambangan terhadap lingkungan di Desa Kou.
“Di Desa Kou, tanpa ada perusahaan saja, hujan sedikit sudah banjir. Pohon kelapa tumbang dan rumah-rumah hampir hanyut terbawa air. Kalau Perusahaannya beroperasi pasti limbah dari perusahaan, akan terjadi pencemaran lingkungan,” tandasnya.
Bahkan Rinaldi menegaskan, persoalan global warming atau pemanasan global yang mengancam kehidupan segala spesies di bumi salah satu faktor yang mempercepat adalah polusi udara dari aktifitas perusahaan pertambangan dan pohon menjadi tameng untuk menyerap polusi udara itu.
“Tapi kalau pohon sudah di tebang secara berlebihan seperti yang di lakukan perusahaan maka tak ada lagi yang bisa menyerap polusi udara. Untuk itu, dari berbagai persoalan ini Membuat kami melakukan penolakan kepada segala bentuk pertambangan di desa kou,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Desa Kou, Latifa Gailea saat dikonfirmasi Via telepon pun membenarkan adanya Pamflet Penolakan PT. Indomineral di desanya.
“Informasi menolak PT. Indomineral itu benar, dan penolakan itu hanya Mahasiswa saja, bukan keseluruhan warga Desa Kuo,” kata Latifa, Kamis (24/08/2023) kemarin.
“Pamflet Warga Desa Kou Tolak 10 IUP Beroperasi di Pulau Mangoli Yang Beredar Di Medsos,” Foto: Istimewa.
Ia menceritakan, Aksi Penolakan Tambang di Desa Kou Berawal saat Tim dari PT. Indomineral turun lakukan penilitian di Desanya.
“Beberapa hari lalu, Tim dari PT. Indomineral yang didampingi Babin datang di Desa Kou, tujuannya untuk lakukan Penilitian, kemudian saat itupun ada sejumlah Mahasiswa dan langsung menghadang Tim. PT. Indomineral serta lakukan penolakan,” bebernya.
Latifa pun mengaku, Pemerintah Desa Kou belum lakukan rapat umum bersama warga untuk pembahasan PT. Indomineral yang akan beroperasi di Desanya.
“Kami belum pernah rapat bersama warga terkait PT. Indomineral yang akan beroperasi di Desa Kou,” tandasnya.
Berdasarkan informasi yang kantongi Linksatu, PT. Indomineral SK terbit untuk beroperasi tahun 2018 hingga 2030. Operasi komoditasnya biji besi untuk Kode Komoditasnya Mineral logam berlokasi di Lokasi kecamatan mangoli timur/mangoli.
Selama berita ini dipublish, pewarta masih mencoba mengkonfirmasi pihak PT. Indomineral terkait persoalan penolakan pengoperasiannya.
SULA – Kejaksaan Negeri (Kejari) Kepulauan Sula, Maluku Utara dinilai lambat menetapkan Tersangka kasus dugaan korupsi Belanja Tidak Terduga (BTT) 2021 senilai Rp 28 miliar sekian. Padahal Kasus tersebut sudah puluhan saksi yang periksa termasuk Kadinkes Kepulauan Sula Suryati Abdullah.
“Kasus ini sudah lama, bahkan sudah puluhan saksi pun sudah diperiksa, saya mendesak jaksa segera tetapkan Tersangka, supaya publik tidak beralibi jaksa terkesan main-main dalam tangani Kasus yang diduga merugikan keuangan negara 28 miliar,” kata Halim Umafagur, Ketua HPMS Cabang Sanana, Sabtu (26/08/2023).
Ia juga bilang, lama penetapan Tersangka BTT tahun 2021 akan berdampak pada kinerja Jaksa yang menangani kasusnya.
“Beberapa hari yang lalu, publik Maluku Utara digemparkan mencuatnya nama Kasispidsus Kejari Kepulauan Sula inisial GKPS yang diduga terlibat Pungli terkait penanganan kasus BTT, Jikalau Oknum Jaksa tersebut terbukti bersalah berarti hilanglah kepercayaan publik terhadap kinerja Kejari Kepulauan Sula,” tegasnya.
Halim pun berharap ada perhatian khusus dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku Utara untuk penanganan Kasus BTT di Kepulauan Sula.
“Pihak Kejati Maluku Utara, seharusnya memberikan perhatian khusus dan jangan tinggal diam terhadap penanganan kasus BTT di Kepulauan Sula, sebab potensi kerugian negara 28 miliar, takutnya ada oknum jaksa nakal yang sengaja memanfaatkan situasi ini, untuk memperkaya diri sendiri,” tandasnya.
Sebelumnya, Lasidi Leko, Ketua DPC Partai Bulan Bintang (PBB) Kepulauan Sula yang juga masih Anggota DPRD aktif diperiksa selama 4 jam lebih, mulai dari Pukul 01:12 WIT sampai 05:20 WIT terkait keterlibatan dirinya dalam kasus dugaan korupsi Belanja Tidak Terduga (BTT) 2021 senilai Rp 28 miliar sekian di ruangan penyidik Kejari Kepulauan Sula, Senin (21/08/2023).
“Lasidi Leko Saat Menitip Handphone Untuk Menuju Ruang Penyidik Kejari Kepsul Untuk Diperiksa,” Foto: Iwan.
Ainur Rofiq, Jaksa Fungsional Pidsus Kejari Kejari Kepsul saat dikonfirmasi awak media pun membenarkan adanya pemeriksaan Ketua DPC Partai Bulan Bintang (PBB) Kepsul.
“Tadi kami lakukan pemeriksaan terhadap pak Lasidi Leko terkait kasus dugaan korupsi dana BTT tahun 2021,” katanya.
Namun ketika disentil awak media terkait pemeriksaan Lasidi Leko tentang keterlibatannya dengan dugaan Alkes yang disimpan di Sekretariat PBB Kepulauan Sula senilai 5 miliar, Jaksa terkesan menutup-nutupinya.
“Kalau persoalan Alkes itu, silahkan konfirmasi ke bersangkutan, kalau itu bukan ranah saya,” ujar Ainur Rofiq, Jaksa Fungsional Pidsus Kejari Kepsul.
Perlu diketahui, ini beberapa saksi telah diperiksa terkait kasus dugaan Korupsi BTT tahun 2021 senilai 28 Miliar yaitu Ketua DPRD Kepsul Sinaryo Thes, Wakil Ketua I DPRD Kepsul Ahkam Gajali, Wakil Ketua II DPRD Kepsul Hamja Umasangadji, Sekertaris DPRD Ali Umanahu, Kadis Kesehatan, Kaban BPBD, Kaban BKD, dan Kaban BPKAD, dan Lasidi Leko Ketua DPC PBB Kepulauan Sula.
SULA – Kejaksaan Negeri (Kejari) Kepulauan Sula, Maluku Utara terus lakukan penyidikan dengan memintai keterangan saksi terkait Kasus dugaan korupsi biaya tak terduga (BTT) tahun 2021 senilai 28 miliar.
Hal ini terbukti, Lasidi Leko, Ketua DPC Partai Bulan Bintang (PBB) Kepulauan Sula yang juga masih Anggota DPRD aktif diperiksa selama 4 jam lebih, mulai dari Pukul 01:12 WIT sampai 05:20 WIT di ruangan penyidik Kejari Kepulauan Sula, Senin (21/08/2023).
Ainur Rofiq, Jaksa Fungsional Pidsus Kejari Kejari Kepsul saat dikonfirmasi awak media pun membenarkan adanya pemeriksaan Ketua DPC Partai Bulan Bintang (PBB) Kepsul.
“Tadi kami lakukan pemeriksaan terhadap pak Lasidi Leko terkait kasus dugaan korupsi dana BTT tahun 2021,” katanya.
“Lasidi Leko Saat Menitip Handphone Untuk Menuju Ruang Penyidik Kejari Kepsul Untuk Diperiksa,” Foto: Iwan.
Namun ketika disentil awak media terkait pemeriksaan Lasidi Leko tentang keterlibatannya dengan dugaan Alkes yang disimpan di Sekretariat PBB Kepulauan Sula senilai 5 miliar, Jaksa terkesan menutup-nutupinya.
“Kalau persoalan Alkes itu, silahkan konfirmasi ke bersangkutan, kalau itu bukan ranah saya,” ujar Ainur Rofiq, Jaksa Fungsional Pidsus Kejari Kepsul.
Tidak sampai disitu, awak media mencoba kembali menanyakan terkait beberapa saksi yang diperiksa terkait kasus dugaan korupsi dana biaya tak terduga (BTT) tahun 2021 senilai 28 miliar, Jaksa Ainur Rofiq pun tak bisa berkomentar lebih.
“Maaf pak kalau terkait jumlah saksi, saya tak bisa menginformasikan karena itu diluar kapasitas saya,” pungkasnya.
Sekedar informasi, beberapa pewarta sempat kewalahan untuk konfirmasi ke Lasidi Leko, lantaran dirinya keluar dari pintu samping Kejari Kepsul bukan dari pintu depan yang awalnya beliau masuk.
Beberapa pewarta sempat melihat Lasidi, langsung mengikutinya untuk menanyakan terkait dirinya yang diperiksa berjam-jam oleh jaksa, namun anehnya Lasidi pun mempercepat langkah keluar dari pintu gerbang Kejari Kepsul, terkesan hindari sejumlah pewarta yang ingin mewancarainya.
SULA – Kuliner cokelat dapat memunculkan memori historis tentang asal muasal komoditi Coklat. Dimana Coklat, kopi, pala dan tembakau banyak juga di temui di wilayah Timur Indonesia termasuk Maluku Utara, khususnya di Kabupaten Kepulauan Sula.
Hal ini yang membuat Pieter, Pria asal Kanada pada tahun 2017 mengajak anak dan Istrinya untuk mendiami Desa Wainin, Kecamatan Sanana Utara, Kepulauan Sula, Maluku Utara untuk membangun Perusahaan Cokelat yang saat ini dikenal Cokelat Sula Mina.
Keinginan Pieter untuk masuk ke Indonesia cukup lama, pasalnya dia belajar tentang Sejarah rempah-rempah di Dunia termasuk Indonesia khususnya Maluku Utara adalah Salah satu daerah yang Pemasok rempah di dunia pada Jaman Kolonial Belanda dan saat ini Indonesia Salah Satu Produsen Cokelat ke 3 di Dunia.
Pieter, Pemilik Cokelat Sula Mina menceritakan pada tahun 1992, dirinya keluar dari Kanada, terus mengelilingi dunia hanya untuk belajar tentang cokelat serta membangun perusahaan Cokelat.
“Saya keluar dari Kanada pada tahun 1992, ketertarikan saya pada coklat membuat saya harus mengelilingi 25 Negara, saya berkeinginan untuk membuat perusahaan coklat yang cita rasanya harus sesuai dengan hasil alam dari daerah tersebut,” kata Pieter, saat di temui Linksatu di tempat kerjanya, Minggu (20/08/2023).
Awal tahun 2017, lanjut Pieter, ia memilih mendiami Kepulauan Sula untuk membuat usaha cokelat serta mengembangkan Ilmu yang pernah ia dapatkan dari para petani cokelat di Negara lain yang pernah ia singgahi.
“Saya juga pernah bekerja sama dengan petani cokelat di negara lain seperti di Polandia dan Amerika Selatan, dari pengalaman itu, saya memilih untuk masuk ke Indonesia, khususnya Kepulauan Sula untuk membuat perusahaan cokelat, yang saya beri nama cokelat Sula Mina,” ujarnya.
Ia pun berharap agar kehadiran pabrik coklatnya dapat memotivasi petani cokelat agar menjaga kualitas cokelatnya serta membantu kebutuhan hidup petani cokelat.
“Saya sangat suka daerah tropis, dan saya berharap dengan adanya perusahaan cokelat ini dapat membantu masyarakat sekitar khususnya petani cokelat agar dapat merawat dan menjaga kualitas cokelatnya serta hasilnya panennya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya,” tutupnya.
SULA – Aulia (32), Seorang pelanggan Toko MR DIY dari desa Fogi, Kecamatan Sanana, Kepulauan Sula resah dengan pelayanan Kasir Toko MR DIY yang terkesan meremehkan pelanggan.
“Tadi saya beli gelas minum, kemudian saat mau digunakan tapi ada retak didalamnya, sehingga tak bisa digunakan, tapi anehnya ketika ingin kembalikan ke Toko MR DIY, malah saya dilayani tidak baik oleh Kasirnya,” ucap Aulia, Rabu (16/08/2023).
Ia menambahkan, respon kasirnya buat dirinya tersinggung berujung marah.
“Saya dipersulit untuk membawa struk belanja untuk ditunjukkan ke pada kasir, agar barang saya yang rusak dikembalikan sedangkan struknya sudah tidak ada, kemudian kasirnya masih yang sama, ini kan tidak dicek sistem saja, pasti tahu,” imbuhnya.
Aulia pun merasa kecewa dengan pelayanan Kasir Toko MR DIY kepada pelanggan.
“Saya sering belanja di Toko MR DIY kemudian harga gelas yang dibeli tadi cukup murah, tapi pelayanan kasirnya saat saya kembalikan gelas tadi responnya kurang etis dan tak baik, terkesan saya mengada-ngada barang rusak yang ingin dikembalikan,” ujarnya.
Ia berharap, pelayanan buruk kasir Toko MR DIY cukup dirinya saja yang rasakan, jangan sampai ke pelanggan lain.
“Kami orang Sula tidak bodoh dan kaget dengan berbelanja di Toko Swalayan, jadi pihak Toko MR DIY segera evaluasi kinerja kasirnya agar lebih responsif dan menjaga etikanya ketika pelanggan datang berbelanja maupun mengeluh,” tandasnya.
SULA – Saiful Banapon (19) Salah Satu Mahasiswa Universitas Khairun (Unkhair) Ternate asal Desa Nahi, Kecamatan Sulabesi Barat, Kepulauan Sula terlihat berjalan mendekati setiap gajebo untuk mengumpulkan sampah para pengunjung yang tak dibuang pada tempatnya di Taman Wansosa, Desa Fagudu, Kecamatan Sanana, Minggu (13/08/2023).
Hal ini dilakukan Saiful, sebagai bentuk mengkampanyekan Budaya Kebersihan kepada pengunjung di Taman Wansosa.
“Aktivitas ini saya lakukan bersama teman-teman, agar para pengunjung menyadari bahwa buang sampah pada tempatnya adalah hal sederhana yang kita sering kita lupakan, padahal manfaatnya begitu banyak, seperti taman Wansosa terlihat bersih, indah dan pastinya akan nyaman saat duduk bersantai,” katanya.
Selain itu, Mahasiswa semester lima Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unkhair Ternate, Jurusan Bahasa Indonesia ini menambahkan, Sampah-sampah yang dikumpulkan akan di manfaatkan.
“Sejumlah Sampah yang didapatkan, kami pilah kembali untuk di buat Ekobrik semacam bangku yang terbuat dari sampah plastik seperti botol minum bekas,” jelasnya.
Saiful, anak bungsu dari 6 bersaudara pasangan Ajid Banapon dan Nurlia Buamona juga bilang, Kegiatan kumpul sampah bekas para pengunjung di taman Wansosa sudah beberapa hari dilakukan bersama teman-temannya.
“Kegiatan kami ini tidak rutin, seingat saya sudah 10 kali saya dan teman-teman lakukan, kadang lokasinya bukan cuma di taman Wansosa, tapi juga di depan benteng, ada juga rute kami kumpul sampahnya dari pasar, pertokoan dan kembali lagi ke taman Wansosa,” akuinya.
Ketika disentil akan dihina oleh pengunjung karena memungut sampah bekas, Saiful malah menjawabnya dengan tersenyum dengan raut wajah yang terlihat santai, seakan-akan, apa yang mereka lakukan ikhlas, tanpa beban dan sangat menikmatinya.
“Kami sih santai dan biasa saja, jika ada kalimat pengunjung taman Wansosa seperti begitu kepada kami, menurut kami mengangkat sampah adalah hal yang baik dan tak sulit, lantas kenapa kami harus merasa berat dan malu untuk melakukannya,” ujarnya sambil tersenyum ketika diwawancarai di sela-sela dirinya sedang berkeliling di taman Wansosa untuk mengumpulkan sampah.
Ia berharap, semoga kegiatan bersama teman-temannya dapat menjadi contoh untuk pengunjung yang hendak duduk di Taman Wansosa.
“Kebiasaan belum tentu betul, tapi yang betul harus dibiasakan, semoga aktivitas kami beberapa hari di Taman Wansosa dapat membuat para pengunjung sadar betapa pentingnya buang sampah pada tempatnya,” tandasnya.
Mira, salah satu pengunjung Taman Wansosa mengapresiasi Saiful dan teman-temannya yang hendak mengkampanyekan kebersihan dengan cara buang sampah pada tempatnya di Taman Wansosa.
“Bagus sekali, apa yang mereka buat, apalagi di Zaman sekarang jarang sekali kita lihat remaja-remaja yang kompak seperti Saiful dan teman-temannya lakukan hal positif seperti ini,” ucapnya.
Ia pribadi pun merasa malu ketika dihampiri Saiful saat dirinya sedang duduk di taman Wansosa.
“Saat dia (Saiful) meminta permisi kemudian memungut sampah di samping gajebo yang ia duduk, Jujur saya merasa malu, karena saya pun kerap meninggalkan minuman bekas saya di gajebo tanpa harus buang pada tempatnya,” tutupnya.