Bupati Fifian Warning Kontraktor Pembangunan RS Baru Senilai 44 Miliar Lebih dihadapan APH

SULA – Bupati kabupaten Kepulauan Sula Fifian Adeningsi Mus (FAM) kembali mengingatkan kontraktor yang mengerjakan Rumah Sakit (RS) Pratama Fam Dofa untuk dapat bekerja yang benar dalam acara peletakan batu pertama, Minggu (14/08/2023).

“Sebagai kontraktor harus lebih bersemangat dan berhati- nanti bekerja yang baik ya, jangan abis kerja harus berhadapan lagi dengan pihak kepolisian dan kejaksaan,”kata Bupati Kepsul Fifian Adeningsi Mus dalam sambutannya pada acara peletakan batu pertama.

Baca juga: Kejari Terima Belasan Proyek Dari Pemda Kepsul, Immanuel: Itu Bukan Proyek Tapi Hibah Fisik

Bupati Fifian yang ditemani oleh Kapolres Kepsul, Dandim 1510 Sula dan Kejari Kepsul meminta, masyarakat Kepulauan Sula khususnya Warga Dofa dan sekitarnya agar bersabar serta berdoa semoga pembangunan rumah sakitnya cepat rampung.

“Doakan ya, semoga pekerjaannya cepat selesai, agar bisa dinikmati dan dipergunakan untuk kita semua, khususnya Desa Dofa dan desa sekitarnya,” harapnya.

Baca juga: Usir Panwascam Saat Jalankan Tugas, Ketua Bawaslu Sula: Masalah Bupati Fifian Sudah Ditindaklanjuti ke Bawaslu RI

Terpisah, Sekretaris manager Arman menyampaikan, untuk progres hingga peletakan batu pertama tidak terlambat ataupun cepat semua berjalan sesuai target.

“Semua berjalan normal tidak cepat juga tidak labat,” ujarnya.

Baca juga: Kadinkes Sula Diduga Hanya Asbun, Berikan Pernyataan Nama Sebuah RS Yang Akan Didirikan

Arman juga menjelaskan, bahwa waktu pelaksanaan pembangunan itu hingga bulan desember 2023.

“Jadi kami sudah bekerja kurang lebih dua minggu dan sementara masih tahapan mengcuting tanah,” tutupnya.

Perlu diketahui, Pembangunan RS. Pratama FAM Dofa menggunakan APBD di tahun 2023 senilai Rp. 44.300.000.000, 00, yang dimenangkan oleh PT. Bumi Aceh Citra Persada Jl. T. Iskandar No. 88, yang harus selesai pada bulan Desember tahun 2023.

Pewarta: Ilham Usia

Redaktur: TIM

Cerita Mahasiswa Unkhair Asal Sula Yang Kerap Kampanyekan Kebersihan Di Taman Wansosa

SULA – Saiful Banapon (19) Salah Satu Mahasiswa Universitas Khairun (Unkhair) Ternate asal Desa Nahi, Kecamatan Sulabesi Barat, Kepulauan Sula terlihat berjalan mendekati setiap gajebo untuk mengumpulkan sampah para pengunjung yang tak dibuang pada tempatnya di Taman Wansosa, Desa Fagudu, Kecamatan Sanana, Minggu (13/08/2023).

Hal ini dilakukan Saiful, sebagai bentuk mengkampanyekan Budaya Kebersihan kepada pengunjung di Taman Wansosa.

“Aktivitas ini saya lakukan bersama teman-teman, agar para pengunjung menyadari bahwa buang sampah pada tempatnya adalah hal sederhana yang kita sering kita lupakan, padahal manfaatnya begitu banyak, seperti taman Wansosa terlihat bersih, indah dan pastinya akan nyaman saat duduk bersantai,” katanya.

Baca juga: Stunting Bukan Program Perlombaan, Ini Masalah Kemiskinan

Selain itu, Mahasiswa semester lima Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unkhair Ternate, Jurusan Bahasa Indonesia ini menambahkan, Sampah-sampah yang dikumpulkan akan di manfaatkan.

“Sejumlah Sampah yang didapatkan, kami pilah kembali untuk di buat Ekobrik semacam bangku yang terbuat dari sampah plastik seperti botol minum bekas,” jelasnya.

Baca juga: Curhat Orang Tua Seorang Anak Penderita Gizi Buruk Saat Disambangi Sejumlah Wartawan Sula di Kamar Kosnya

Saiful, anak bungsu dari 6 bersaudara pasangan Ajid Banapon dan Nurlia Buamona juga bilang, Kegiatan kumpul sampah bekas para pengunjung di taman Wansosa sudah beberapa hari dilakukan bersama teman-temannya.

“Kegiatan kami ini tidak rutin, seingat saya sudah 10 kali saya dan teman-teman lakukan, kadang lokasinya bukan cuma di taman Wansosa, tapi juga di depan benteng, ada juga rute kami kumpul sampahnya dari pasar, pertokoan dan kembali lagi ke taman Wansosa,” akuinya.

Baca juga: Usir Panwascam Saat Jalankan Tugas, Ketua Bawaslu Sula: Masalah Bupati Fifian Sudah Ditindaklanjuti ke Bawaslu RI

Ketika disentil akan dihina oleh pengunjung karena memungut sampah bekas, Saiful malah menjawabnya dengan tersenyum dengan raut wajah yang terlihat santai, seakan-akan, apa yang mereka lakukan ikhlas, tanpa beban dan sangat menikmatinya.

“Kami sih santai dan biasa saja, jika ada kalimat pengunjung taman Wansosa seperti begitu kepada kami, menurut kami mengangkat sampah adalah hal yang baik dan tak sulit, lantas kenapa kami harus merasa berat dan malu untuk melakukannya,” ujarnya sambil tersenyum ketika diwawancarai di sela-sela dirinya sedang berkeliling di taman Wansosa untuk mengumpulkan sampah.

Baca juga: Di Pulau Taliabu, Lagi Viral Pejabat Kompak Amnesia Berjamaah, Begini Persoalannya

Ia berharap, semoga kegiatan bersama teman-temannya dapat menjadi contoh untuk pengunjung yang hendak duduk di Taman Wansosa.

“Kebiasaan belum tentu betul, tapi yang betul harus dibiasakan, semoga aktivitas kami beberapa hari di Taman Wansosa dapat membuat para pengunjung sadar betapa pentingnya buang sampah pada tempatnya,” tandasnya.

Baca juga: Kapal Milik Mantan Bupati Kepsul Terbakar, Kerugiannya Miliaran Rupiah

Mira, salah satu pengunjung Taman Wansosa mengapresiasi Saiful dan teman-temannya yang hendak mengkampanyekan kebersihan dengan cara buang sampah pada tempatnya di Taman Wansosa.

“Bagus sekali, apa yang mereka buat, apalagi di Zaman sekarang jarang sekali kita lihat remaja-remaja yang kompak seperti Saiful dan teman-temannya lakukan hal positif seperti ini,” ucapnya.

Baca juga: Jelang HUT Kemerdekaan RI Ke- 78, PC IMM Sula Buat Pengobatan Gratis Untuk Warga

Ia pribadi pun merasa malu ketika dihampiri Saiful saat dirinya sedang duduk di taman Wansosa.

“Saat dia (Saiful) meminta permisi kemudian memungut sampah di samping gajebo yang ia duduk, Jujur saya merasa malu, karena saya pun kerap meninggalkan minuman bekas saya di gajebo tanpa harus buang pada tempatnya,” tutupnya.

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM

Stunting Bukan Program Perlombaan, Ini Masalah Kemiskinan

OPINI – Kepada cinta aku bertanya: Mengapa benci marak di sini?”Kepada doa aku bertanya: “mengapa dusta laris di sini?”Kepada berita aku berkata: “Mengapa fakta dikhianati?,” tegur Esha.

Generasi muda harus begitu kritis tanpa menaruh rasa dendam, serta begitu optimis tanpa menjadi seorang pengkhayal demi masa depan di negeri Senapan.

Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya 11 persen GDP (Gross Domestic Products). Serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%.

Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/inequality, sehingga mengurangi 10 persen dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antar-generasi.

Optimis pemerintah daerah kabupaten kepulauan Sula dalam satu tahun ini pada program penurunan angka stunting terlihat dari berbagai macam kegiatan yang salah satu kegiatan yakni menggelar kegiatan lomba masak untuk menu anak dalam rangka mencegah stunting.

Sebelumnya, pada tanggal 06 April 2023 Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Maluku Utara menggelar koordinasi di Kabupaten Kepulauan Sula. Dalam forum koordinasi percepatan penurunan stunting itu, prevalensi Balita stunted berdasarkan SSGI tahun 2021 berada di angka 27,7 persen dan tahun 2022 berada di angka 28,5 persen. Itu artinya, balita stunting di Kabupaten Kepulauan Sula mengalami peningkatan sebesar 0,8 persen dan diperlukan upaya-upaya untuk menurunkan angka stunting tersebut (keluargaindonesia.id).

Namun, berdasarkan salah satu pemberitaan media terpercaya tanggal 11 Agustus 2023; terkabarkan salah satu anak bernama Ananda Salsabila, anak balita yang mengalami penderita gizi buruk (stunting).

Awalnya, anak ini diketahui sempat di rujuk ke puskemas Falabisahaya. Tapi anehnya, namanya tidak masuk daftar anak gizi buruk dalam program penurunan angka stunting pada pemerintah kabupaten kepulauan Sula.

Padahal, siapa pun orang sakit, yang mengobati diri ke rumah sakit (puskemas), itu secara otomatis namanya akan tercatat sebagai pasien tempat ia berobat dan akan sebagai data dinas kesehatan untuk menyusun dasar program kebijakan kesehatan.

Namun lucunya, dinas kesehatan baru mengetahui keberadaan anak gizi buruk itu, setelah di konfirmasi kawan-kawan jurnalis.

Olehnya itu, tim pendataan yang di tunjuk langsung pejabat publik yang terkait harus berintegritas, bukan hanya bekerja karena di bayar saja. Sebab, kita tidak boleh menganggap remeh persoalan stunting.

Apalagi dirangkaikan dalam program lomba semata, lantaran persoalan stunting ini masalah fundamental kemiskinan pada keberlangsungan kehidupan anak bangsa di negari ini.

Semoga tak ada dusta di antara kita, semoga tak ada benci di antara kita, serta fakta harus disangsikan dan diungkapkan. Semoga tak ada lagi nama-nama lain selain Ananda Salsabila.

Oleh: Faldi Ciu (Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Muhammadiyah Kendari).

Curhat Orang Tua Seorang Anak Penderita Gizi Buruk Saat Disambangi Sejumlah Wartawan Sula di Kamar Kosnya

SULA – Dari kejahuan dibalik sela-sela pagar terlihat dua wajah saling menatap satu sama lain, berdiri didepan kamar kos, menghindar dari cahaya matahari, itulah yang dilakukan Sahria Umasugi dan cucunya Salsabila Umanailo.

Wajah ibu Sahria itu terus memberikan senyum pada Salsabila yang terlihat kaku dalam buaiannya. Meski lahirnya terlihat bahagia, sesungguhnya Sahria banyak menyimpan kesedihan bagi cucunya yang diasuhnya selama satu tahun 7 bulan itu terkapar sakit (Gizi buruk).

Mengapa tidak, Salsabila Umanailo, cucu kesayangannya yang dilahirkan di Ternate pada 3 Januari tahun 2022 itu sudah menderita Gizi buruk selama 1 tahun 2 bulan, terhitung saat berusia 5 bulan.

Salsabila terkapar lantaran menderita sakit dan tak kunjung sembuh karena jauh dari perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Siang itu tepatnya pukul 13:45 WIT, mentari cukup terlihat ganas menyinari bumi, sepertinya Salsabila yang tinggal kulit bungkus tulang itu gerah karena terkurung di dalam kamar kos berukuran 3×4 meter di desa Fogi, Kecamatan Sanana hingga neneknya harus menggendongnya keluar kosan.

Salsabila, balita asal desa Sanihaya, Kecamatan Mangoli Utara itu kini hanya bisa terbaring di kosan bersama pengasuhnya yang tak lain adalah nenek dan kakeknya sendiri, karena sudah tidak punya biaya yang cukup untuk mengobati Salsabila cucu kesayangan mereka.

Tepatnya di depan kamar kosan, pria berkaos singlet berwarna kuning itu terlihat duduk murung, entah apa yang dipikirkannya, sepertinya ia sedang menyimpan kesedihan dan memikirkan sesuatu.

Ia lantas tersontak kaget saat mengetahui ada yang menanyakan dirinya.

“Ibu, mana bapak..?,” tanya dua orang lelaki yang menggantungkan tanda pengenalnya di dada mereka, Jum’at (11/08/2023).

Karena sudah tau kapasitas kedua lelaki itu sebagai wartawan, pria itu langsung mendekat dan mempersilahkan masuk ke kamar kos yang mempunyai fasilitas seadanya saja.

“Silahkan masuk, mari duduk” pinta Halim Ipa, kakek Salsabila penderita gizi buruk itu.

Dua lelaki itupun masuk diikuti Sahria Umasugi sambil menggendong Salsabila, sambil duduk melantai di kamar kos kecil itu.

Dua wartawan itu kemudian memperkenalkan nama media serta identitasnya.

“Saya wartawan Media Malutpedia dan Linksatu, saya Zona 1,” sebut dua wartawan bergiliran.

Tak menunggu lama, melihat Salsabila penderita gizi buruk yang dibaringkan dihadapan wartawan itu, keduanya langsung menanyakan identitas belita malang itu, serta menanyakan soal sakit yang dideritanya.

Rupanya bukan hanya 2 wartawan saja yang menerima informasi atas kondisi Salsabila, Setelah 10 menit wartawan Malutpedia Linksatu dan Zona 1 lakukan wawancara, Ternyata wartawan malutpost, malut times, Poros Timur, Report Malut pun hadir dengan semangat yang sama, yaitu membantu Salsabila Umanailo untuk segera dapat perawatan medis.

Setelah melepas banyak pertanyaan, Halim Ipa, Kakek Salsabila pun bercerita, Cucunya sakit sudah lama, dan upaya yang dilakukan cukup banyak, mulai dari bolak balik puskesmas Falabisahaya dan juga ke dokter praktek namun tak juga ada perubahan.

Lebih naif lagi pihak puskesmas Falabisahaya, saat terakhir sebelum ke kota Sanana, Halim Ipa dan istrinya sempat membawa Salsabila Umanailo ke Puskesmas Falabisahaya yang ke sekian kalinya namun dokter di Puskesmas hanya mengecek kondisi tubuh Salsabila yang kaku dan kejang-kejang serta panas tinggi.

Sementara Halim Ipa dan istri sempat diam sejenak seakan tak ada jawaban dari apa yang dokter lakukan, karena tidak ada diagnosa dokter atas penyakit Salsabila cucu kesayangan mereka.

“Kami heran kenapa tak ada apa-apa yang dokter ceritakan terkait sakitnya Salsabila, malah malah langsung perintah rujuk, saya pun bingung,” kata Halim saat bercerita didepan sejumlah wartawan.

Dokter di Puskesmas Falabisahaya itu juga tidak melaporkan kondisi Salsabila, belita asal desa Saniahaya itu ke dinas kesehatan agar ada tindakan, justru dokter terkesan tidak peduli dengan derita Salsabila. Karena saat meminta rujuk, ia (dokter) dan pihak puskesmas tidak memberikan gambaran pelayanan kesehatan terhadap penderita gizi buruk.

Bersama Salsabila cucu tercinta, Halim dan Sahria langsung pulang ke desa Saniahaya dan memutuskan untuk datang ke ibu kota Kabupaten Kepulauan Sula untuk mencari jalan kesembuhan Salsabila.

Karena tak ada tempat tinggal, Halim dan keluarga terpaksa harus masuk Kosan.

“Saat ini kami hanya bagini saja di kos, bertahan dengan pertolongan apa adanya,” Kata Halim.

Wartawan yang sudah tau semua tentang kondisi Salsabila dan keluarganya, langsung menghubungi dinas Kesehatan dan pihak RSUD. Tak lama kemudian salah satu utusan dinas kesehatan Kepsul pun tiba di tempat dimana Salsabila tinggal.

Dari keterangan petugas Dinas Kesehatan, ia menjelaskan pihaknya sementara melaksanakan kegiatan cegah stunting, dan keadaan Salsabila tidak dilaporkan pihak puskesmas ke. dinas.

“Kami tak dapat Informasi oleh pihak Puskesmas Falabisahaya terkait Salsabila yang sakit Gizi Buruk, saya saja baru diperintah oleh Kadis, dan sebentar lagi tim kami akan ke sini ” Kata Rosdiana Umasugi kepada wartawan.

Akhirnya pihak Dinas Kesehatan langsung mengambil peran untuk perawatan Salsabila putri kecil yang malang itu, dan merawatnya di RSUD Sanana tanpa biaya.

Pewarta: Ilham Usia

Redaktur: TIM

Kapal Milik Mantan Bupati Kepsul Terbakar, Kerugiannya Miliaran Rupiah

SULA – Kapal Motor (KM) Belavista Milik Mantan Bupati Kepulauan Sula Hendrata Thes yang terbakar di Pelabuhan Desa Malbufa, Kecamatan Sanana Utara, Selasa (08/08/2023) ditaksir kerugiannya capai miliaran rupiah.

Hal tersebut diungkapkan Kapolres Kepulauan Sula, AKBP Cahyo Widyatmoko saat dikonfirmasi awak media.

“Estimasi Kerugiannya 3 Miliar, lantaran didalam KM. Belavista, terdapat Kopra dan bahan komoditi lainnya yang akan dikirim ke Surabaya,” katanya, Rabu (09/08/2023).

Baca juga: Lakukan Pemuatan Kopra, Sebuah Kapal Bermuatan 350 Ton Lebih di Kepsul Malah Terbakar

Insiden kebakaran KM. Belavista, lanjut Cahyo, lantaran Korsleting pada bagian ruang mesin.

“11 Crew KM. Belavista selamat, terus keterangan mereka yang kami dapatkan, penyebab kebakaran karena korsleting dibagian ruang mesin,” bebernya.

Baca juga: KM. Belavista Yang Terbakar Hangus Bersama Puluhan Ton Kopra, Ternyata Milik Mantan Bupati Kepsul

Ia juga menghimbau, kepada crew dan mekanik pada kapal-kapal lainnya, untuk selalu melakukan pengecekan secara rutin agar tidak terjadi hal-hal yang sedemikian.

“Selalu tingkatkan kewaspadaan, agar kejadian serupa tak terjadi, apalagi cuaca saat ini sering berubah-ubah, maka dari itu mekanik agar selalu chek dan rutin perawatan terhadap mesin dan instalasi kapal,” tutupnya.

Pewarta: Setiawan dan Ilham

Redaktur: TIM

Raih Juara 1 Lomba Masak, Ini Harapan Ketua DWP Kepulauan Sula

SULA – Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kepulauan Sula sukses meraih Juara 1 lomba masak yang dilaksanakan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pemerintah Daerah Kepulauan Sula, Maluku Utara.

Ketua DWP Kepulauan Sula, Melisa Soamole mengatakan, bahwa ia bersama pengurusnya berkomitmen untuk membantu pencegahan dan penurunan Stunting di Kepulauan Sula.

“Kami sangat mendukung serta membantu Pemda Kepulauan Sula terkait pencegahan dan penurunan Stunting, untuk itu kami hadir dengan Stan sekaligus mengikuti Lomba Masak serba menu anak kategori Gado-gado,” ucapnya, Selasa (08/08/2023).

Baca juga: Kejari Terima Belasan Proyek Dari Pemda Kepsul, Immanuel: Itu Bukan Proyek Tapi Hibah Fisik

Melisa juga menghimbau, kepada masyarakat agar dapat membantu pencegahan dan penurunan Stunting di Kepulauan Sula.

“Mari kita secara bersama-sama membantu Pemda Kepsul tertkait pencegahan dan penurunan Stunting, Insyaallah upaya dan kerjasama kita semua akan membuahkan hasil yang maksimal agar generasi terbaik sula harus bebas Stunting,” tutupnya.

Baca juga: Warning! Kepala Kejari Kepsul, Jangan Bermain-main Licik dengan Uang Negara

Perlu diketahui bahwa sebagai upaya untuk mencegah stunting maka pemerintah daerah kepulauan sula melalui TPPS Sula menggelar lomba masak serba menu anak tingkat kabupaten kepulauan sula dengan tema ‘Lomba Masak Menu Anak Cegah Stunting’.

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM

KM. Belavista Yang Terbakar Hangus Bersama Puluhan Ton Kopra, Ternyata Milik Mantan Bupati Kepsul

SULA – Kapal Motor (KM) Belavista yang diketahui milik mantan bupati Kepulauan Sula, Hendrata Thes kemudian berlabuh di pelabuhan Malbufa, Kecamatan Sanana Utara kini tinggal puing-puing usai dilahap si jago merah, dari pukul pukul 17:15 WIT sampai 23: 59 WIT, Selasa (08/08/2023).

Rahman, salah satu warga desa Malbufa yang melihat kejadian itu menceritakan, api awalnya muncul dari kamar di bagian belakang kapal, dan terlihat Nahkoda Kapal (Kep) dan ABK menyelamatkan diri dengan melompat ke laut.

“Saya liat ada beberapa orang, mungkin saja Kep dan ABK yang memilih terjun ke laut saat Api muncul dari dalam kamar di bagian belakang kapal hingga api terus membesar,” katanya.

Baca juga: Kejari Terima Belasan Proyek Dari Pemda Kepsul, Immanuel: Itu Bukan Proyek Tapi Hibah Fisik

Sementara, 2 mobil pemadam kebakaran yang di terjunkan ke lokasi, hanya 1 Mobil yang bisa sampai di Pelabuhan Malbufa, 1 mobil lagi rusak diperjalanan tepatnya di lokasi TPA Waikalopa. Sialnya, satu unit yang sudah diatas dermaga pelabuhan pun tak dapat buat apa-apa karena mesin penyemprot air tidak berfungsi.

“Mobil pemadam hanya 1 yang datang, tapi mesinnya semprot airnya rusak sekitar 2 jam jam lebih Baru jadi digunakan, akan tetapi sebelumnya warga desa Malbufa telah lakukan pemadaman api dengan alat seadanya, yakni pakai bantuan air dari mesin alkon yang dinaikkan didalam sebuah perahu guna bisa menyemprotkan api yang ada di bagian belakang kapal,” ucap Fan, salah satu warga Malbufa yang berada di TKP.

Baca juga: Usir Panwascam Saat Jalankan Tugas, Ketua Bawaslu Sula: Masalah Bupati Fifian Sudah Ditindaklanjuti ke Bawaslu RI

Ia bilang, perjuangan warga desa Malbufa untuk memadamkan api sudah tak bisa diharapkan, karena api sudah sangat capat hingga memenuhi semua badan kapal.

“Apinya sangat cepat membesar hingga mengenai seluruh badan kapal dari Dek sampai palka, jadi usaha warga pun sia-sia,” imbuhnya.

Baca juga: Dinilai Pilih Kasih Tangani Kasus, PB HMI Desak Kejagung RI Evaluasi Kinerja Kejari Kepsul

Kapal diketahui akan berlayar ke Surabaya jika kondisi laut mulai membaik. Hal ini disampaikan langsung oleh Sahri Umasugi yang juga turut mendata banyaknya kopra majikannya yang disertai daam kapal itu.

“Kapal ini sebenarnya sudah mau berlayar hanya saja faktor cuaca jadi masih ditunda keberangkatannya,” ujarnya.

Baca juga: Belasan Ton Besi Tua Di Kepsul Diduga Hasil Curian Dari Perusahaan Akan Dikirim Lewat Jalur Tol Laut

Sekedar informasi, Didalam KM. Belavista yang terbakar terdapat beberapa jenis muatan diantaranya Kopra puluhan ton, Gagang cengkeh, Cengkeh, Pala, Besi Tua dan arang yang akan dijual ke Surabaya, untuk Korban tidak ada, tapi kerugian ditaksir sekitar ratusan juta rupiah.

Pewarta: Ilham Usia dan Setiawan Umamit

Redaktur: Tim

Lakukan Pemuatan Kopra, Sebuah Kapal Bermuatan 350 Ton Lebih di Kepsul Malah Terbakar

SULA – Sebuah Kapal Motor (KM) Bernama Belavista yang bermuatan 350 sampai 400 Ton terbakar di Pelabuhan Malbufa, Kecamatan Sanana Utara, Kepulauan Sula, pukul 17:15 WIT, Selasa (08/08/2023).

Fan, salah satu warga Desa Malbufa mengatakan, KM. Belavista terbakar saat lakukan pemuatan.

“Kapal Belavista sudah seminggu di Pelabuhan Malbufa. Kapal terbakar saat lakukan pemuatan kopra yang akan di bawa ke Surabaya,” katanya.

Ia bilang, untuk sebab kebakaran KM. Belavista dirinya tidak tahu.

“Penyebab kapal terbakar saya tidak tahu, saya hanya melihat saat terbakarnya kapal para ABK lompat dari kapal untuk selamatkan diri,” imbuhnya.

Saat berita ini dipublish, pewarta masih mencoba konfirmasi Kepala Wilker Pelabuhan Malbufa dan pihak-pihak lainnya.

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM

Tumbangkan FC. Blok Gravity Pada Turnamen Comperda Cup, FC. Umaga Raih Juara

SULA – Football Club (FC) Umaga dari Desa Umaga, Kecamatan Sulabesi Tengah, keluar sebagai Juara III, setelah mengalahkan Football Club (FC) Block Gravity dengan Skor 2-1 tanpa Pinalti pada Turnamen Comperda Cup II yang diselenggarakan oleh Pemuda Desa Fagudu, Kecamatan Sanana, Kepulauan Sula.

Coach FC. Umaga, Hamdan Tidore mengatakan, kemenangan Timnya dari hasil kerjasama pemainnya dilapangan.”Gol pertama dicetak oleh Supriyadi Tidore babak pertama menit ke- 10, sedangkan gol penentu dicetak oleh Sukri Soamole melalui tendangan jauh babak kedua menit ke- 56 sehingga buat FC. Umaga unggul sampai pertandingan selesai,” katanya, Minggu (06/08/2023).

Baca juga: Kejari Terima Belasan Proyek Dari Pemda Kepsul, Immanuel: Itu Bukan Proyek Tapi Hibah Fisik

Ia menjelaskan, FC. Umaga didominasi pemain-pemain berusia remaja.

“Pemain-pemain FC. Umaga semua masih bersekolah SMP dan SMA, jumlahnya pemainnya 12 orang,” bebernya.

Baca juga: Kadinkes Sula Diduga Hanya Asbun, Berikan Pernyataan Nama Sebuah RS Yang Akan Didirikan

Ia menceritakan berdirinya FC. Umaga atas keinginan dan dukungan semua pihak.

“FC. Umaga ini atas kemauannya pemain dan orang tua mereka, kemudian warga dan Pemdes Umaga pun sangat mendukungnya, karena menekan angka kenalan remaja di desanya,” tutupnya.

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM

Kejari Terima Belasan Proyek Dari Pemda Kepsul, Immanuel: Itu Bukan Proyek Tapi Hibah Fisik

SULA – Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara kucurkan Sejumlah Proyek Fisik senilai ratusan juta rupiah, baik jalur tender maupun pengadaan langsung ke Kejaksaan Negeri Kepulauan Sula.

Hasil penulusuran Linksatu, pada situs resmi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Kepulauan Sula, dari tahun 2019 sampai 2023, Kejari Kepulauan Sula dapatkan 11 Proyek Fisik dengan nominal pagu anggaran Rp.150.000.000, maksimalnya Rp.600.000.000, kalau ditotalkan Anggaran keseluruhan Proyeknya Rp.3.990.000.000.

Kepala Kejaksaan Negeri Kepulauan Sula, Immanuel Richendryhot, saat dikonfirmasi menyampaikan, yang diterima hibah fisik bukan proyek bangunan.

“Harus dipahami bahwa kami tidak pernah dapat proyek dari Pemda Kepulauan Sula, tapi dapat hibah fisik berupa lahan maupun bangunan, jadi beda proyek bangunan dan hibah,” katanya, Jum’at (04/08/2023).

Baca Juga: Dinilai Pilih Kasih Tangani Kasus, PB HMI Desak Kejagung RI Evaluasi Kinerja Kejari Kepsul

Ia menjelaskan, selain Kejari Kepulauan Sula masih banyak juga yang menerima hibah Bangunan dari Pemerintah Daerah Kepulauan Sula.

“Bukan cuma kami saja yang terima hibah bangunan, tapi seluruh instansi vertikal di Kepulauan Sula pun menerimanya,” bebernya.

Ketika di sentil, terima belasan proyek fisik akan mempengaruhi proses penanganan sejumlah Kasus Dugaan Korupsi, Kepala Kejari Kepsul mengatakan, Tidak.

“Tidak,” Singkatnya mengakhiri.

Baca juga: Warning! Kepala Kejari Kepsul, Jangan Bermain-main Licik dengan Uang Negara

Berikut rincian proyek fisik yang diterima Kejaksaan Negeri Kepulauan Sula dari tahun 2019 sampai 2023:

1. Pembangunan Pagar Keliling Mes Kejaksaan Negeri Kabupaten Kepulauan Sula, Pengadaan Langsung, Pagu Anggaran Rp.150.000.000, dikerjakan oleh CV. Permata Membangun, Desa Man Gega, Kecamatan Sanana Utara, (Tahun 2019).

2. Rehabilitasi Berat Rumah Dinas Kepala Kejaksaan Negeri Sanana Kabupaten Kepulauan Sula, Pagu Anggaran Rp.500.000.000, dikerjakan oleh CV. Jaya Lestari alamat Desa Mangon, Kecamatan Sanana, (Tahun 2020).

3. Rehabilitasi Rumah Dinas Kejaksaan Negeri Sanana Kabupaten Kepulauan Sula, Pagu Anggaran Rp.580.000.000, dikerjakan oleh CV. Duta Sarana, alamat Jl. Stadion Arpon No. 46, Belakang Benteng Desa Mangon ,Kecamatan Sanana, (Tahun 2020).

4. Pembangunan Mes Kejaksaan Negeri Sanana Kabupaten Kepulauan Sula, Pagu Anggaran Rp.500.000.000, dikerjakan oleh CV. Sarana mandiri, alamat Jl. Stadion Arpon No. 46, Belakang Benteng, Desa Mangon Kecamatan Sanana, (Tahun 2020).

5. Pembangunan Mes Kejaksaan Negeri Sanana Kab. Kepulauan Sula (Tahap II), Pagu Anggaran Rp.250.000.000, dikerjakan oleh CV. Dwiyan Pratama, alamat Jl. Usman Umasugi Desa Fogi, Kecamatan Sanana, (Tahun 2021).

6. Rehabillitasi Rumah Dinas Kejaksaan Negeri Sanana Kabupaten Kepulauan Sula (Tahap II), Pengadaan Langsung, Pagu Anggaran Rp.200.000.000, dikerjakan oleh CV. Permata Hijau, Desa Gela Kecamatan Taliabu Utara, Kabupaten Pulau Taliabu, (Tahun 2021).

7. Pembangunan Ruang Aula Kejaksaan Negeri Sanana Kab. Kepulauan Sula, Pagu Anggaran Rp.600.000.000, dikerjakan oleh CV. Sula Karya Pratama, Alamat Desa Fagudu, Kecamatan Sanana, (Tahun 2022).

8. Pembangunan Ruang Aula Kejaksaan Negeri Sanana Kab. Kepulauan Sula (Tahap II), pagu anggaran Rp.190.000.000, dikerjakan oleh CV. Ganda Putri Utama, alamat Desa Mangon, Kecamatan Sanana, (Tahun 2022).

9. Pembangunan Mes Kejaksaan Negeri Sanana Kab. Kepulauan Sula, pagu anggaran Rp.400.000.000, dikerjakan oleh CV. Sula Karya Pratama, Desa Fagudu, Kecamatan Sanana, (Tahun 2022).

10. Rehabilitasi Pagar Keliling Kawasan Kejaksaan Sanana, Pagu anggaran Rp.220.000.000, dikerjakan oleh CV. Sula Karya Pratama, Desa Fagudu Kecamatan Sanana, (Tahun 2023).

11. Rehabilitasi TK Adhiyaksa Kejari Kepulauan Sula, Pagu Anggaran Rp.400.000.000, dikerjakan oleh CV. Karya Olmita, Desa Fogi, Kecamatan Sanana, (Tahun 2023).

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM