30 Tahun Mengabdi, KPLP Kelas IIB Sanana Tutup Usia, Begini Kepribadiannya Di Mata Sejumlah Mantan WBP

SULA – Kepala Kesatuan Keamanan Lapas (KPLP) kelas IIB Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, Ayub Umaternate tutup usia pada, Rabu (11/10/2023) kemarin.

Pria yang telah mengabdikan dirinya selama 30 tahun 4 bulan dan 26 hari itu meninggal di RSUD Sanana pukul 01.47 WIT, setelah menjalani perawatan 3 hari.

Dalam karirnya, Ayub mulai berdinas sebagai pegawai Lapas mulai 15 Mei 1993 silam.

Ayub dikenal sebagai sosok yang dekat dengan tahanan atau terpidana yang menghuni penjara tempatnya bertugas. Karena itu, kabar kepergiannya meninggal duka bagi sejumlah narapidana yang pernah ia bina.

“Kami sangat terpukul saat mendengar sosok yang selain sebagai petugas, almarhum juga seperti orang tua bahkan sesekali seperti sahabat bagi kami, beliau orang baik dan sangat baik di mata kami, semoga almarhum mendapat ketenangan di sana dan keluarga diberi ketabahan,” kata salah satu mantan warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas II B Sanana asal Ambon, Gerson Dacosta, Kamis (12/10/2023).

Baca juga: Cerita Seorang Pemuda Asal Sula Lulusan Arsitek, Pilih Jadi Tukang Pangkas Rambut

Keluarga mantan warga binaan juga bersedih mendengar kabar meninggalnya sosok disiplin tersebut.

“Istri saya menangis saat dengar kabar duka ini, kami saksi beliau orang baik, kami hanya bisa mengirim doa buat almarhum sebagai tanda terima kasih kami atas kebaikannya,” ucap Ladarno mantan warga binaan pemasyarakatan (WBP) asal Desa Nggele Kabupaten Pulau Taliabu.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Unkhair Asal Sula Yang Kerap Kampanyekan Kebersihan Di Taman Wansosa

Kepala Lapas Kelas IIB Sanana, Adrian Alamsyah mengatakan, almarhum adalah sosok yang kharismatik dan disiplin serta tekun dalam bertugas.

“Almarhum itu orang baik, saya kenal beliau dari tahun 1996 waktu saya bertugas di Sanana, orangnya tidak banyak bicara yang berlebihan, karismatik dan disiplin dalam bertugas,” kata Kepala Lapas kelas IIB Sanana Adrian Alamsyah kepada media Linksatu.

Baca juga: Melihat Negeri Sula Tercinta Dalam “SIKONTOL” Ada Geli-Gelinya Juga

Ia pun, berharap semoga amal baik Almarhum diterima di sisi Allah SWT.

“Saya dan seluruh jajaran di Lapas kelas IIB Sanana turut berduka, semoga amal baik beliau diterima dan diampuni segala kesalahan semasa hidup, dan keluarganya diberi kesabaran,” ujarnya.

Baca juga: Kejari Sula Didesak Segera Ungkapkan Hasil Audit BPKP Malut Terkait Kasus BTT Tahun 2021

Kasubsi Registrasi lapas IIB Sanana Asmin Embisa menyampaikan, beliau sosok yang cepat sekali bergaul dengan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

“Saya satu angkatan dengan Almarhum. Kita bertugas di sini sama-sama, 30 puluh tahun kerja di sini, tentunya saya sangat mengenal beliau, orangnya tegas dan disiplin, namun beliau juga pandai menjalin keakraban dengan siapa saja termasuk kami para pegawai, bahkan narapidana juga senang bergaul dengannya,” singkat Asmin mengakhiri.

Pewarta: Ilham Usia

Redaktur: TIM

Ini Tanggapan Oknum Kades di Sula Terkait Kericuhan Saat Rapat Penyampaian LPJ DD

SULA – Publik Kepulauan Sula di hebohkan dengan kericuhan saat rapat penyampaian LPJ Dana Desa tahun 2022 oleh Pemerintah Desa Waiman, Warga dan BPD di Gedung pertemuan Desa Waiman, Kecamatan Sulabesi Tengah, Kepulauan Sula, Senin (09/10/2023) kemarin.

Kepala Desa Waiman, Mahda Umanahu saat dikonfirmasi via phone mengatakan, kericuhan yang terjadi di Gedung pertemuan terkait rapat penyampaian LPJ Dana Desa tahun 2022 sudah di rencanakan oleh BPD Desa.

“Kondisi rapat kemarin itu tak steril dan memang sudah di Set oleh BPD harus ricuh agar tak jalan, pasalnya BPD hanya undang Bendahara baru, sedangkan Bendahara yang lama tidak diundang, padahal rapat itu terkait dengan penyampaian LPJ Dana Desa (DD) tahun 2022 dan itu masih Bendahara lama,” ucap Mahda, Selasa (10/10/2023).

Baca juga: Rapat Penyampaian LPJ DD Ricuh, Oknum Ketua BPD Di Sula Hampir Dilabrak Oleh Kades

Ia menjelaskan, Rapat penyampaian LPJ Dana Desa (DD) tahun 2022 itu inisiatif BPD Desa Waiman bukan Pemerintah Desa Waiman.

“Rapat kemarin atas permintaan Ketua BPD Waiman bukan Pemdes, bahkan pengumuman rapatnya di Masjid pun dilakukan oleh Ketua BPD, kemudian rapat umum yang sering dilakukan, wajib kita undang Camat sebagai pimpinan Kecamatan, akan tetapi kali ini Camat pun tak diundang, nah dari situlah saya pun merasa terjebak dengan settingan yang dilakukan oleh Ketua BPD,” ujarnya.

Baca juga: Warga dan Perangkat Desa Fokalik di Sula Nyaris Baku Hantam, Begini Penyebabnya

Mahda pun membantah terkait tudingan bahwa dirinya hampir menglabrak Ketua BPD Desa Waiman saat kericuhan di saat Rapat.

“Saya tak ada niat memukul Ketua BPD, sebagai seorang laki-laki saya wajib melindungi diri, karena saya diserang duluan saat rapat sudah ricuh,” tegasnya.

Baca juga: 10 Kasus Dugaan Korupsi DD Ditangani Kejari Kepsul, Belum Ada Progresnya

Sebelumnya, Ketua BPD Waiman, Abid Umaternate menceritakan, sampai ada kekacauan yang terjadi saat rapat di gedung pertemuan Desa Waiman, lantaran Moderator dari pihak Pemdes, keluarkan kalimat tak sepantasnya saat rapat.

“Jadi timbul permasalahannya itu dari moderator yang jabatannya sebagai kaur keluarkan kata-kata yang tak bagus saat warga bertanya, makanya kami dari pihak BPD pun tidak bisa menahan emosi kami,” kata Abid, Senin (09/10/2023) kemarin.

Baca juga: Mediasi Persoalan Boikot Jalan Menuju Lokasi FTW Di Sula Selama 10 Hari, Berakhir Bahagia

Ia juga menambahkan, Kades pun sempat mengajak dirinya untuk berkelahi saat situasi diruangan rapat sudah tak steril.

“Kades sempat undangan saya untuk berkelahi, dengan sedikit gerakan badan dan menarik tangan untuk mau memukul saya, beruntung ada banyak warga yang menahan Kades sehingga pukulannya tidak sampai ke muka saya,” bebernya.

Baca juga: Aksi Joget Dan Sawer Biduan Seksi Di Bali Oleh Oknum Kades Di Sula, Tuai Kritik

Abid berharap, Pemda Kepulauan Sula segera mengevaluasi sikap tak terpuji yang ditunjukkan Kades Waiman saat rapat bersama Warga.

“Harapan saya kepada pihak pemerintah daerah harus mengevaluasi Kades Waiman, lantaran sikap dan prilaku tak terpuji yang ditunjukan saat rapat. saya pun takutkan jangan sampai hal ini terulang kembali dikemudian hari lantaran emosional yang di lontarkan kepada warga Desa Waiman,” tutupnya.

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM

Rapat Penyampaian LPJ DD Ricuh, Oknum Ketua BPD Di Sula Hampir Dilabrak Oleh Kades

SULA – Kepala Desa Waiman, Kecamatan Sulabesi Tengah, Kepulauan Sula inisial MU hampir melabrak Ketua BPD Desa Waiman Abid Umaternate di gedung pertemuan Desa Waiman saat rapat penyampaian LPJ Dana Desa tahun 2022 bersama Warga, Senin (9/10/2023).

Kejadiannya berawal saat warga Desa Waiman pertanyakan soal keterbukaan dalam tata kelola Dana Desa (DD) yang dinilai tak transparan, kemudian keributan pun terjadi dan situasi rapat pun tak dapat berjalan lagi, lantaran tanggapan dari warga terkesan tak di anulir Pemerintah Desa sehingga menjadi pemicu rapat tersebut.

Bahkan, Kericuhan yang terjadi di Gedung pertemuan, Kepala Desa Waiman inisial MU terkesan hilang kendali dan ingin melepaskan pukulan ke wajah Ketua BPD Abid Umaternate, beruntung banyak warga yang melerai sehingga 2 Tokoh Desa tersebut tak terlibat adu jotos.

Ketua BPD Waiman, Abid Umaternate menceritakan, sampai ada kekacauan yang terjadi saat rapat di gedung pertemuan Desa Waiman, lantaran Moderator dari pihak Pemdes, keluarkan kalimat tak sepantasnya saat rapat.

“Jadi timbul permasalahannya itu dari moderator yang jabatannya sebagai kaur keluarkan kata-kata yang tak bagus saat warga bertanya, makanya kami dari pihak BPD pun tidak bisa menahan emosi kami,” katanya.

Baca juga: 10 Kasus Dugaan Korupsi DD Ditangani Kejari Kepsul, Belum Ada Progresnya

Ia juga menambahkan, Kades pun sempat mengajak dirinya untuk berkelahi saat situasi diruangan rapat sudah tak steril.

“Kades sempat undangan saya untuk berkelahi, dengan sedikit gerakan badan dan menarik tangan untuk mau memukul saya, beruntung ada banyak warga yang menahan Kades sehingga pukulannya tidak sampai ke muka saya,” bebernya.

Baca juga: Warga dan Perangkat Desa Fokalik di Sula Nyaris Baku Hantam, Begini Penyebabnya

Abid berharap, Pemda Kepulauan Sula segera mengevaluasi sikap tak terpuji yang ditunjukkan Kades Waiman saat rapat bersama Warga.

“Harapan saya kepada pihak pemerintah daerah harus mengevaluasi Kades Waiman, lantaran sikap dan prilaku tak terpuji yang ditunjukan saat rapat. saya pun takutkan jangan sampai hal ini terulang kembali dikemudian hari lantaran emosional yang di lontarkan kepada warga Desa Waiman,” tutupnya.

Baca juga: Tindak Lanjuti Masalah Bupati Fifian Ke Kemendagri, Bawaslu Sula: Perbuatannya Memenuhi Unsur Pelanggaran

Selama berita ini dipublish, Pewarta masih mencoba mengkonfirmasi Kades Waiman Inisial MU terkait keributan yang terjadi saat rapat penyampaian LPJ Dana Desa tahun 2022 di gedung pertemuan.

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM

Sukses Selenggarakan Tour Keliling Pulau Sulabesi, Block Gravity Dapat Apresiasi Dari Dandim 1510 Sula

SULA – Dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Tentara Nasional Indonesia (TNI), Block Gravity berhasil dan sukses selenggarakan Kegiatan Tour Keliling Pulau Sulabesi yang diikuti Puluhan peserta motor trail termasuk di antaranya adalah Sula Trail Adventure Community (STAC), Minggu, (8/10/2023).

Irawan Duwila, penyelenggara acara sekaligus pemilik Block Gravity menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan wujud kebersamaan dan semangat petualangan yang kuat di antara masyarakat dan anggota TNI.

“Kegiatan Tour keliling pulau Sulabesi ini merupakan cara kami untuk merayakan HUT TNI yang ke-78 dengan semangat petualangan. Kami ingin menggali potensi keindahan alam di Pulau Sulabesi sambil memupuk persaudaraan dan hubungan baik antara masyarakat dan TNI,” kata Irawan.

Baca juga: Giat Ke Lokasi TMMD TNI, Bupati Fifian Minta Warga Desa Wailau Ikut Partisipasi

Terpisah, Letkol Inf Heru Gunadi, S.I.P., Komandan Kodim 1510 Sula, sangat mengapresiasi kegiatan Tour Trail Sulabesi, ia mengatakan bahwa acara ini merupakan bukti nyata bahwa masyarakat Sula selalu mendukung TNI sebagai patriot NKRI yang berkomitmen untuk mengawal demokrasi demi Indonesia Maju.

“Kegiatan ini sangat positif. Saya selaku Komandan Kodim 1510 Sula ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada penyelenggara dan semua peserta yang telah berpartisipasi dalam acara ini. Dengan kegiatan ini menunjukkan bahwa masyarakat senantiasa bersatu dengan TNI dalam setiap kondisi untuk mewujudkan Indonesia Maju,” ujar Letkol Inf. Heru saat membuka dan melepaskan rombongan peserta Tour di depan Benteng Sanana.

Baca juga: Kejari Sula Didesak Segera Ungkapkan Hasil Audit BPKP Malut Terkait Kasus BTT Tahun 2021

Salah satu peserta, Wawan Raden, menyatakan bahwa Acara keliling pulau Sulabesi ini menciptakan kenangan berharga dan membangkitkan semangat petualangan di antara kami para peserta.

“Selain itu, kami juga berhasil menunjukkan komitmen TNI dalam menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan menghargai keindahan alam yang dimiliki Kepulauan Sula,” tutupnya.

Baca juga: Mediasi Persoalan Boikot Jalan Menuju Lokasi FTW Di Sula Selama 10 Hari, Berakhir Bahagia

Perlu diketahui, Perjalanan dimulai dari depan Benteng De Verwachting menuju desa Waibau, melewati jalur kebun, hingga mencapai Fukweu, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Desa Kabau dan lanjut menuju Waigai dan Desa wailia sebelum berakhir di Pantai Tanjung Waka.

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM

Mediasi Persoalan Boikot Jalan Menuju Lokasi FTW Di Sula Selama 10 Hari, Berakhir Bahagia

SULA – Polres Kepulauan Sula, Maluku Utara kali ini betul-betul menunjukan eksistensinya dalam menjalankan tugas dalam memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Hal itu terbukti dengan menjembatani serta memberi ruang mediasi atau hering untuk menyelesaikan persoalan Sejumlah Mahasiswa yang lakukan aksi pemboikotan jalan menuju Lokasi Festival Tanjung Waka (FTW) selama 10 Hari guna menanyakan kelanjutan status pekerjaan pembangunan Jembatan kali Baleha dengan Ibu-ibu para penjual di Pantai Tanjung Waka di Aula Mako Polres Kepulauan Sula, Rabu (04/10/2023).

Kapolres Kepulauan Sula, AKBP Cahyo Widyatmoko saat dikonfirmasi awak media menyampaikan, langkah mediasi yang di ambil terkait persoalan tersebut semata-mata untuk menghindari konflik.

“Tadi Ibu-ibu pelaku usaha atau penjual datangi kami, mengeluh lantaran adanya aksi pemboikotan yang dilakukan oleh beberapa Adik-adik Mahasiswa selama 10 hari sangat berdampak pada jualannya di Pantai Tanjung Waka, nah dari situlah, Kami mengambil langkah mediasi agar terhindar dari konflik ataupun hal-hal negatif yang tak diinginkan bersama,” katanya.

Baca juga: Tolak FTW, Sejumlah Mahasiswa Di Sula Gelar Aksi Shalat Dan Pembakaran Jenazah Mengatasnamakan Bupati Fifian

Ia juga menambahkan, hasil dari Mediasi Sejumlah Mahasiswa dan Ibu-ibu pelaku usaha di pantai Tanjung Waka, dapatkan solusi yang baik.

“Allhamdulillah, hasil mediasinya semua pihak sepakat tak ada Aksi Pemboikotan lagi menuju pantai Tanjung Waka. Perlu diketahui hasil ini tak terlepas dari ketulusan Adik-adik Mahasiswa serta harapan dari Ibu-ibu pelaku usaha di pantai Tanjung Waka, yang mau menyelesaikannya dengan kepala yang dingin,” ujarnya.

Baca juga: Kejari Sula Didesak Segera Ungkapkan Hasil Audit BPKP Malut Terkait Kasus BTT Tahun 2021

Tak hanya sampai disitu, disaat hering pun, Cahyo juga mendukung, ketika ada Aksi-aksi dari Mahasiswa yang bertujuan untuk kepentingan masyarakat.

“Apabila ada Aksi yang dilakukan oleh Adik-adik Mahasiswa guna untuk menyuarakan aspirasi serta kepentingan masyarakat, kami tetap mendukung dan siap memfasilitasinya, selama Aksinya masih dalam koridor-koridor serta aturan yang berlaku,” cetusnya.

Baca juga: Didemo Terkait Lambat Penanganan Kasus BTT, Kejari Sula: Penyelidikannya Harus Hati-hati, Ini Perintah Presiden

Terpisah, Sekretaris DPD GMNI Maluku Utara, Irfandi Norau selaku pihak yang melakukan Aksi menyampaikan, pada prinsipnya aksi pemboikotan jalan menuju lokasi FTW yang dilakukan selama 10 Hari, semata-mata untuk kepentingan masyarakat.

“Perlu diketahui, Aksi kami datang dari keresahan dan kegelisahan masyarakat Sulabesi Timur, sehingga kami pun tak mau berkonflik dengan masyarakat. Kami juga sudah menyampaikan dihadapan Ibu-ibu kami saat mediasi, kepada masyarakat bisa beraktivitas sebagaimana biasanya, karna akses menuju lokasi FTW sudah terbuka,” ucapnya.

Baca juga: Ratusan Nakes Honda di Kepsul Belum Terima Gaji Selama 5 Bulan

Ia pun menegaskan, perjuangan untuk menanyakan kejelasan pembangunan jembatan kali Baleha, akan terus dilakukan.

“Perjuangan kami terkait pembangunan jembatan kali Baleha tidak berhenti hanya hari ini. Sesuai informasi yang kami terima kasus jembatan kali Baleha sudah ditangani pihak Kejari Sula, nah sehari dua kami akan ke jaksa untuk menanyakan terkait status Kasus tersebut,” tutupnya.

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM

Tolak FTW, Sejumlah Mahasiswa Di Sula Gelar Aksi Shalat Dan Pembakaran Jenazah Mengatasnamakan Bupati Fifian

SULA – Sejumlah Mahasiswa di Kepulauan Sula yang tergabung dalam Front Bersama yakni DPC GMNI Kepulauan Sula, PC IMM Kepulauan Sula, HIPMA-BASAWA dan Individu Pro Demokrasi menggelar Aksi Shalat dan Pembakaran Jenazah, yang mengatasnamakan Bupati Kabupaten Kepulauan Sula, Fifian Adeningsih Mus, Minggu (01/10/2023).

Hal ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan, lantaran sudah memasuki hari ke-7 pemboikotan jalan lintas kali baleha menuju lokasi Festival Tanjung Waka (FTW), belum juga mendapatkan tanggapan langsung dari Bupati Kabupaten Kepulauan Sula.

Prabowo Sibela, Sekretaris Umum PC IMM Kepulauan Sula mengatakan, Aksi gelar Sholat dan Pembakaran Jenazah yang mengatasnamakan Bupati Kepulauan Sula adalah bagian dari mosi tidak percaya.

“Innalillahi Wainnailaihi rojiun telah berpulang ke Rahmatullah hati nurani Bupati Kabupaten Kepulauan Sula yang tidak perduli terhadap pembangunan jembatan kali yang masih terbengkalai,” kata Prabowo.

Baca juga: Kejari Sula Didesak Segera Ungkapkan Hasil Audit BPKP Malut Terkait Kasus BTT Tahun 2021

Ia menambahkan, Aksi Shalat dan pembakaran Jenazah yang mengatasnamakan Bupati Kabupaten Kepulauan Sula, dilakukan sebagai bentuk kritikan untuk program Pemerintah Daerah yang hanya bersifat seremonial semata.

“FTW 2023 yang kemudian di prioritaskan dan akan diselenggarakan pada Oktober 2023 dengan total anggaran 10 Miliar, menurut kami akan sama saja seperti FTW di tahun 2021 kemarin, sebab Sarana Prasarana pendukung saja belum merata seperti akses jalan, jembatan, akses internet dan lain-lain,” imbuhnya.

Baca juga: Aksi Joget Dan Sawer Biduan Seksi Di Bali Oleh Oknum Kades Di Sula, Tuai Kritik

Prabowo juga bilang, Aksi Boikot FTW akan terus digelar sampai tuntutan mereka diindahkan, sesuai surat pemberitahuan aksi yang telah mendapat izin dari Polres Kepulauan Sula.

“Aksi ini legal dan akan ini terus berlanjut, sampai Bupati Kepulauan Sula ketemu dengan kami sendiri bukan antek-anteknya,” tegasnya.

Baca juga: Ratusan Nakes Honda di Kepsul Belum Terima Gaji Selama 5 Bulan

Bersamaan, Rifki Leko, Ketua DPC GMNI kepulauan Sula menyampaikan, Bupati Fifian tak punya hati nurani.

“Jika Bupati Fifian punya hati pasti dirinya bisa rasa dan tau kondisi masyarakat baleha yang saat ini sangat membutuhkan jembatan baleha sebagai akses transportasi darat,” ucap Rifki.

Baca juga: Tindak Lanjuti Masalah Bupati Fifian Ke Kemendagri, Bawaslu Sula: Perbuatannya Memenuhi Unsur Pelanggaran

Bupati Fifian, lanjutnya, perlu tahu bahwa saat hujan deras, kemudian terjadi banjir pasti warga Desa Baleha dan sekitarnya sangat terdampak.

“Setiap hujan deras, pasti warga Desa Baleha sangat khwatir, kalau sampai sungainya meluap terus terjadi banjir bandang, pasti mereka tidak bisa ke kota untuk belanja dan menjual hasil kebun serta hasil nelayannya, belum lagi adik-adik kami dari Desa Waigoi, dan Desa Waisepa pasti tak bisa bersekolah, bagaimana kita bisa bicara bahagia pendidikan dan bahagia ekonomi, apa lagi bahagia pembangunan sedangkan jembatan kali baleha saja tidak dibuat ini kan aneh,” tandasnya.

Baca juga: Sekda Kepsul: Festival Tanjung Waka Tahun 2023, Konsepnya Agak Sedikit Berbeda

Rifki pun mengancam, akan tetap lakukan pemboikotan akses jalan menuju lokasi FTW.

“Kami berharap, Pemda Kepulauan Sula khususnya Bupati Fifian agar dapat mengambil langkah progres Untuk memperjelas status jembatan kali baleha yang tidak dibuat, akan tetapi jika tidak ada kejelasan dari Bupati Fifian, kami pastikan k tetap memboikot jalan lintas kali baleha sampai puncak festival tanjung Waka FTW,” pungkasnya.

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM